Istilah di atas mungkin sering kita dengar sambil lalu dengan sedikit menyungging senyum. Karena yang menyampaikannya adalah seorang yang Tukul yang selalu mengundang tawa. Tapi sejatinya ia tidak sedang bercanda saat menyebutkan istilah ‘keramat’ di atas. Ia hanya ingin menyederhanakan sebuah usaha perjuangan yang dirintisnya selama tujuh belas tahun di Jakarta dengan ungkapan ‘kristalisasi keringat’ !. Sebuah ungkapan yang menggambarkan sebuah kerja keras bertahun-tahun, yang dihiasi cucuran keringat dan derai air mata, akhirnya membuahkan hasil yang membuat orang segera membelalakkan mata. Dari wong ndeso kampung Purbayan, menjadi entertaint yang sukses di belantara ibu kota, tetapi masih tetap menjaga kesederhanaannya. Bahkan acara Just Alvin di Metro Tv beberapa hari yang lalu menyebut Tukul dengan The Power of Dream.
Yang ingin saya ambil dan mengajak anda untuk merenung sejenak adalah ungkapan di atas “ kristalisasi keringat’, bukan pada sosok Tukul yang meskipun tetap sederhana dan lucu, tetapi tetap saja penuh kontrovesi dengan jenis pekerjaannya di Bukan Empat Mata yang selalu melibatkan wanita-wanita cantik yang mengumbar aurat dan pesona. Saya sepakat sepenuhnya dengan ungkapan sederhana di atas. Kristalisasi Keringat menyadarkan kita bahwa sebuah kesuksesan tidak pernah dicapai dengan instant, tanpa keringat apalagi bertaburan canda tawa dan foya-foya. Hampir bisa dipastikan, sosok-sosok yang sukses hari ini adalah buah dari keringat dan kerja kerasnya pada tahun-tahun sebelumnya. Lihat saja pada deretan orang terkaya atau pengusaha ternama yang ada hari ini, apakah ada diantara mereka yang dahulu adalah seorang miskin lalu kemudian mendapatkan hadiah undian besar, kemudian mengolahnya menjadi kekayaan seperti saat ini ? Jawaban bisa dipastikan tidak. Mereka yang kaya hari ini justru tidak pernah menerima undian dan grandprize apapun dari pihak manapun. Mereka mengawali dari sebuah usaha mandiri yang penuh resiko dan tantangan. Mengalami tekanan, luka, kekalahan untuk kemudian terus melaju dan akhirnya menang.
Mereka yang sukses hari ini bisa dipastikan mempunyai sejarah prestasi dan kerja keras yang terdahulu. Tidak ada yang tiba-tiba dan sim salabim menjadi orang kaya. Semua memerlukan kristalisasi keringat untuk mengabadikan kesuksesannya. Adapun kekayaan instant, undian dan hadiah, sungguh menjebak hati orang-orang yang lemah. Tipuan yang seolah nikmat tapi sesungguhnya meruntuhkan masa depan. Betapa banyak orang gagal saat dikasih modal berlimpah, betapa banyak yang sempat menjadi OKB (orang kaya baru ) karena mendapat undian hadiah, lalu kemudian terlempar keluar dari impiannya, kembali menjalani kehidupan miskinnya ?
Saya teringat sebuah reality show mancanegara yang diorganisir oleh manajemen Oprah Winfrey. Mereka memberikan uang sebesar US $100.000 kepada beberapa gelandangan di jalanan, lalu mengawasi kehidupannya dari jauh -tanpa mengintervensi- untuk mengetahui apa yang mereka gunakan dengan dana sebesar itu. Yang terjadi selanjutnya adalah sesuatu yang hampir-hampir seragam. Mereka akan segera melunasi hutang, membeli mobil bahkan rumah, lalu pergi bersenang-senang bersama keluarga, selebihnya membantu teman dan saudara yang membutuhkan. Beberapa bulan setelahnya, mereka mulai kehabisan uang dan mulai menjual apa-apa yang sempat terbeli beberapa waktu sebelumnya. Waktu terus berlalu, dan tidak sampai setahun mereka telah kembali menjadi gelandangan seperti semula. Tidak ada perubahan, sebagaimana impian banyak orang yang mengandaikan mendapat uang yang besar agar bisa berubah menjadi orang kaya. Tidak ada kesuksesan, yang ada adalah keterpurukan dan terjerembab dalam dua lobang yang sama.
Kristalisasi keringat, adalah jalur khusus yang selalu dilalui oleh mereka yang sukses dalam segala bentuk kehidupan ini. Terlalu banyak contoh untuk disebutkan. Sosok seperti Anas Urbaningrum, Rama Pratama, bahkan yang segaek Fahmi Idris dahulunya adalah aktifis mahasiswa yang selalu berada di barisan paling depan saat demonstrasi. Fahmi Idris pada tahun 66 adalah seorang demonstran yang berteriak lantang tepat dihadapan seorang marinir bersenjata laras panjang, ia mengatakan : “ tembak saya kalau berani ! “. Tidak terlampau jauh, SBY presiden kita sudah memulai prestasinya dengan mendapatkan anugerah Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik AKMIL angkatan 1973. Bukti dan sosok lainnya masih sangat banyak berderet di buku kumpulan biografi orang-orang sukses. Saya sering mengumpakan dengan sebuah istilah : sejarah prestasi. Tidak ada pahlawan kesiangan hari ini, yang ada adalah seorang yang mempunyai banyak sejarah prestasi di masa lalunya, lalu menunggu sedikit momentum yang tepat untuk mampu meledakkannya !.
Kristalisasi Keringat, saya dan Anda berhak mewujudkannya . Bukankah Allah SWT telah memberikan janji yang begitu jelas dalam Al-Quran : “ Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “ (QS Ar-Ra’d : 11) Salam Optimis.
Yang ingin saya ambil dan mengajak anda untuk merenung sejenak adalah ungkapan di atas “ kristalisasi keringat’, bukan pada sosok Tukul yang meskipun tetap sederhana dan lucu, tetapi tetap saja penuh kontrovesi dengan jenis pekerjaannya di Bukan Empat Mata yang selalu melibatkan wanita-wanita cantik yang mengumbar aurat dan pesona. Saya sepakat sepenuhnya dengan ungkapan sederhana di atas. Kristalisasi Keringat menyadarkan kita bahwa sebuah kesuksesan tidak pernah dicapai dengan instant, tanpa keringat apalagi bertaburan canda tawa dan foya-foya. Hampir bisa dipastikan, sosok-sosok yang sukses hari ini adalah buah dari keringat dan kerja kerasnya pada tahun-tahun sebelumnya. Lihat saja pada deretan orang terkaya atau pengusaha ternama yang ada hari ini, apakah ada diantara mereka yang dahulu adalah seorang miskin lalu kemudian mendapatkan hadiah undian besar, kemudian mengolahnya menjadi kekayaan seperti saat ini ? Jawaban bisa dipastikan tidak. Mereka yang kaya hari ini justru tidak pernah menerima undian dan grandprize apapun dari pihak manapun. Mereka mengawali dari sebuah usaha mandiri yang penuh resiko dan tantangan. Mengalami tekanan, luka, kekalahan untuk kemudian terus melaju dan akhirnya menang.
Mereka yang sukses hari ini bisa dipastikan mempunyai sejarah prestasi dan kerja keras yang terdahulu. Tidak ada yang tiba-tiba dan sim salabim menjadi orang kaya. Semua memerlukan kristalisasi keringat untuk mengabadikan kesuksesannya. Adapun kekayaan instant, undian dan hadiah, sungguh menjebak hati orang-orang yang lemah. Tipuan yang seolah nikmat tapi sesungguhnya meruntuhkan masa depan. Betapa banyak orang gagal saat dikasih modal berlimpah, betapa banyak yang sempat menjadi OKB (orang kaya baru ) karena mendapat undian hadiah, lalu kemudian terlempar keluar dari impiannya, kembali menjalani kehidupan miskinnya ?
Saya teringat sebuah reality show mancanegara yang diorganisir oleh manajemen Oprah Winfrey. Mereka memberikan uang sebesar US $100.000 kepada beberapa gelandangan di jalanan, lalu mengawasi kehidupannya dari jauh -tanpa mengintervensi- untuk mengetahui apa yang mereka gunakan dengan dana sebesar itu. Yang terjadi selanjutnya adalah sesuatu yang hampir-hampir seragam. Mereka akan segera melunasi hutang, membeli mobil bahkan rumah, lalu pergi bersenang-senang bersama keluarga, selebihnya membantu teman dan saudara yang membutuhkan. Beberapa bulan setelahnya, mereka mulai kehabisan uang dan mulai menjual apa-apa yang sempat terbeli beberapa waktu sebelumnya. Waktu terus berlalu, dan tidak sampai setahun mereka telah kembali menjadi gelandangan seperti semula. Tidak ada perubahan, sebagaimana impian banyak orang yang mengandaikan mendapat uang yang besar agar bisa berubah menjadi orang kaya. Tidak ada kesuksesan, yang ada adalah keterpurukan dan terjerembab dalam dua lobang yang sama.
Kristalisasi keringat, adalah jalur khusus yang selalu dilalui oleh mereka yang sukses dalam segala bentuk kehidupan ini. Terlalu banyak contoh untuk disebutkan. Sosok seperti Anas Urbaningrum, Rama Pratama, bahkan yang segaek Fahmi Idris dahulunya adalah aktifis mahasiswa yang selalu berada di barisan paling depan saat demonstrasi. Fahmi Idris pada tahun 66 adalah seorang demonstran yang berteriak lantang tepat dihadapan seorang marinir bersenjata laras panjang, ia mengatakan : “ tembak saya kalau berani ! “. Tidak terlampau jauh, SBY presiden kita sudah memulai prestasinya dengan mendapatkan anugerah Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik AKMIL angkatan 1973. Bukti dan sosok lainnya masih sangat banyak berderet di buku kumpulan biografi orang-orang sukses. Saya sering mengumpakan dengan sebuah istilah : sejarah prestasi. Tidak ada pahlawan kesiangan hari ini, yang ada adalah seorang yang mempunyai banyak sejarah prestasi di masa lalunya, lalu menunggu sedikit momentum yang tepat untuk mampu meledakkannya !.
Kristalisasi Keringat, saya dan Anda berhak mewujudkannya . Bukankah Allah SWT telah memberikan janji yang begitu jelas dalam Al-Quran : “ Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “ (QS Ar-Ra’d : 11) Salam Optimis.
Syukran atas motivasinya Ustadz, ana tercerahkan hari ini. Ana justru lebih sepakat kalau meng"kristalnya keringat" kita hanya dalam iqomatud dien saja. Karena dien ini masih terlalu mulia untuk tidak kita tegakkan dengan cucuran keringat.
BalasHapussalam sobat
BalasHapuswah kristalisasi keringat,,mantap nich,,
untuk bahan renungan kita semua Bang HATTA.
kita harus semangat dalam merubah keadaan yang ada.
@yogha : sepakat akhi .. kan sudah saya tuliskan, sukses dalam semua bidang kehidupan .. tentu saja yg paling mulia adalah sukses menegakkan dan menyebarkan Islam . tetap semangat !
BalasHapus@nura : iya bu, dengan semangat perubahan insya Allah langkah menjadi ringan
sepakat, mas hatta. ini sebuah pencerahan yang perlu terus dilakukan utk menepis merebaknya budaya instan yang belakangan ini marak di kalangan anak muda. ingin meraih sukses secara instant tanpa harus mengeluarkan keringat. mereka sering dicekoki mimpi2 indah lewat sinetron yang kurang membumi.
BalasHapussalam sobat
BalasHapustrims info dan sharingnya bang HATTA,
dengan kerja keras dan memeras keringat serta dengan niat yang jujur akan tercapai hasil yang maksimal,
dalam arti sukses dengan kerja secara halal.
jazakumulloh khoir ustadz...
BalasHapusbenar-benar postingnya yang mantap neh mas...
BalasHapusKesuksesan itu memang butuh yang namanya "Kristalisasi KEringat"
Teria kasih sudah membuka mata dan pikiran saya untuk bersemangat kembali mencapai "kesuksesan"
Ditunggu Posting pemberi semangat seperti ini diposting selanjutnya :D
terima kasih atas kunjungan dan kommentnya, semoga bisa terus berbagi inspirasi ....
BalasHapus