Internet benar-benar sudah mewabah, menjadi gaya hidup yang tak bisa dibantah. Saat ini sudah banyak orang yang menghabiskan sebagian waktunya untuk berinternet. Baik di depan laptop, komputer atau sekedar browsing sederhana di layar handphone yang tak lebih dari 2,4-3,5 inchi. Apalagi akses internet juga semakin mudah, berbagai operator mulai mengobral biaya internet untuk berlomba-lomba menarik pelanggan. Jika dulu untuk akses di rumah memerlukan biaya dan alat mahal seharga selangit. Kini cukup membeli modem sederhana plus kartu operator, kita sudah mendapatkan akses yang memadai di rumah sendiri. Karenanya, saat ini pengakses internet bukan lagi profesional dan mahasiswa saja, tetapi juga sudah benar-benar merambah ibu-ibu rumah tangga, wiraswasta, bahkan anak-anak sekolah sekalipun.
Atas dasar itu semualah, dakwah mau tidak mau harus ikut merambah dunia maya. Sebagai sebuah konsekuensi dari perkembangan jaman dan inovasi teknologi, maka para da’I tidak lagi berputar di sekitar teritorial masjid, kampus dan perkantoran saja. Tetapi juga harus memulai berinovasi memasuki dunia internet. Yang dipegang bukan lagi mix (pengeras suara) dan kitab, tetapi juga jari jemari harus siap menari di atas tombol-tombol keyboard. Jamaah pengajiannya pun tidak lagi identik dengan mereka yang mau ke masjid, tetapi seluruh lapisan pengakses internet dari beragam latar belakang.
Seorang pemikir Islam asal Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi mengatakan seputar hal ini : “Ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang di situ bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan islam, dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela dan memecahkan berbagai problemanya”.
Inilah dakwah internet, dengan website sebagai mimbar dakwahnya. Jika Anda termasuk mereka yang ingin berbagi semangat keislaman, maka sesungguhnya Anda telah menjadi dai dengan sendirinya. Maka mari kita sejenak melihat, bagaimana kita bisa mengoptimalkan internet untuk dakwah.
Pertama : Mengoptimalkan internet sebagai sarana pembekalan bagi da’i
Dakwah membutuhkan dua hal yang sangat mendasar, yaitu : hujjah yang jelas dan metode yang elegan. Dalam bahasa Al-Quran disebut sebagai bil hikmah wal mauidhotul hasanah (Lihat : QS An-Nahl 125). Hikmah di sini bukan berarti bijaksana, tetapi dari kata hukum atau kejelasan. Ini menunjukkan kepada kita, urgensinya meningkatkan kemampuan dakwah kita secara content hujjah dan isinya. Kita bisa saja mendekati atau mengajak seseorang untuk rajin beribadah, tetapi pertanyaannya kemudian akan terus berlanjut : ibadah seperti apa ? yang bagaimana ? apa dalilnya ? bagaimana hikmahnya ?. Belum lagi jika bertemu tema-tema yang berpotensi khilaf, maka akan lebih tajam lagi pertanyaan yang akan diajukan oleh orang-orang di sekitar kita. Karenanya, kita sebagai da’I harus senantiasa menambah bekal tsaqofah dalam berdakwah. Keterbatasan referensi seringkali memperlambat para da’I dalam menjalankan mobilitas dakwahnya. Pada sisi inilah internet menjadi dibutuhkan oleh para da’i. Banyak situs yang recommended dari sisi konten keislaman sehingga bisa kita jadikan rujukan dalam berdakwah. Jika belum puas, -dengan kemampuan bahasa Arab- anda bisa langsung berguru kepada ulama di dunia islam melalui website pribadinya. Atau juga mengundung ribuan judul kitab berbahasa arab, yang rasa-rasanya untuk membeli versi cetaknya masih menjadi mimpi saja bagi sebagian besar dari kita. Untuk ketajaman referensi, Anda bisa berselancar di situs atau web yang memang menjadikan branding dan content-nya satu pembahasan saja. Misalnya tentang ekonomi Islam, rujuk ke situs yang hanya berbicara seputar itu. Begitupula dengan materi-materi keislaman lainnya. Ini bukan berarti merendahkan dan meremehkan situs gado-gado, hanya jika Anda membutuhkan referensi yang lebih tajam.
Semua akan tersedia begitu lengkap di internet, asalkan kita cukup piawai dalam menelusuri situs-situs yang ada. Tapi tunggu dulu, banyak pemikiran yang berlalu lalang di dunia internet. Salah dalam mengambil referensi bisa menodai dakwah kita. Karenanya tetap berhati-hati, dan selalu konsultasikan dengan sahabat Anda yang lain jika menemukan keanehan dalam konten yang ada. Jadi jangan semua dipercayakan kepada Ustadz Gugel ya .. !
Bersambung ….
betul sekali .. mbah Gugel sekarang kerap jadi rujukan, tetapi ternyata tetap harus hati-hati ya :-o
BalasHapus