Sya’ban telah menjelang dan bulan Ramadhan benar-benar telah ada di hadapan. Mari kita mempersiapkan diri menyambut bulan mulia itu dengan memperbanyak amal di bulan Sya’ban. Rasulullah SAW dan menjelaskan kepada kita secara khusus tentang keutamaan bulan sya’ban. Suatu ketika Usamah bin Zaid bertanya pada beliau : “ Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada sebuah bulan yang lebih banyak dari puasamu di bulan sya’ban ? “. Maka Rasulullah SAW menjawab : “ (Sya’ban) itu adalah bulan yang kebanyakan manusia melalaikannya. antara Rojab dan Ramadhan. Sya’ban adalah bulan dimana amalan-amalan diangkat menuju sisi Tuhan Semesta Alam, dan aku suka ketika amal-amalku diangkat, saat aku dalam keadaaan berpuasa “ (HR Nasa’i).
Salah satu amalan yang dianjurkan dalam bulan Sya’ban adalah berpuasa sunnah. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita perhatikan seputar pelaksanaan puasa sunnah dalam bulan Sya’ban.
Pertama : Membayar Hutang Puasa terlebih dahulu
Bagi mereka yang masih mempunyai tanggungan puasa Ramadhan tahun sebelumnya, mungkin karena perjalanan (safar), sakit, atau secara umum bagi kaum wanita, maka bulan Sya’ban ini waktu yang tepat untuk segera melunasinya. Hal ini juga menjadi pertanda komitmen kita dan kesiapan untuk kembali menjalani puasa Ramadhan. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhori, bagaimana Aisyah binti Abu Bakar ra, istri Rasulullah SAW pun baru bisa mengganti hutang puasanya di bulan Sya’ban, karena kesibukannya dalam membantu Rasulullah SAW . Mari kita mengingatkan anak, istri, dan keluarga kita dalam hari-hari Sya’ban ini untuk mengganti hutang puasa mereka.
Kedua : Memperbanyak Puasa Sunnah
Setelah menyelesaikan kewajiban, maka dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban. Rasulullah SAW telah memberikan contoh begitu jelas pada kita betapa beliau lebih mengintensifkan puasa sunnah di bulan Sya’ban. Aisyah Ra berkata : “ saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan lainnya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Bukhori dan Muslim)
Puasa Sya’ban adalah persiapan untuk menjalani puasa Ramadhan. Bagi kita ini persiapan semacam ini tentu menjadi sangat penting, khususnya banyak dari kita yang melewati satu tahun dengan penuh kesibukan hingga jarang melakukan puasa sunnah.
Ketiga : Tidak berpuasa di akhir Sya’ban
Meskipun secara umum kita dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, namun syariat kita membatasi dan mengingatkan agar tidak menjalankannya di akhir Sya’ban. Bahkan ada juga pendapat yang memakruhkan puasa sunnah setelah lima belas Sya’ban. Akan tetapi larangan ini tidak berlaku bagi mereka yang memang terbiasa melakukan puasa sunnah pada bulan-bulan sebelumnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah mendahulukan Ramadhan dengan sehari atau dua hari berpuasa kecuali jika seseorang memiliki kebiasaan berpuasa, maka berpuasalah.” (HR. Muslim )
Akhirnya, marilah kita mengajak keluarga kita, saudara dan juga sahabat untuk bersama-sama menjadikan bulan Sya’ban ini sebagai bulan persiapan. Bukan hanya dengan memperbanyak puasa sunnah, tetapi persiapan keimanan dan keilmuan, kita wujudkan satu demi satu pada hari-hari menjelang kedatangan bulan Ramadhan yang mulia. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan. Wallahu a’lam.
*artikel dimuat dalam Rubrik Tausyiah Suara Solo Suara Merdeka 16 Juli 2010
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus