Disebutkan dalam berita detik.com hari ini bahwa Pendeta Terry Jones tidak akan membatalkan rencana pembakaran al-Quran pada ulangtahun peristiwa sebelas september, meski banyak kalangan telah mengutuk rencana itu. Ia mengatakan : Kami tidak yakin mundur itu langkah yang tepat. Terry Jones adalah seorang pendeta dari Dove World Outreach Center, gereja beranggotakan 50 orang. Rencana kelompok keagamaan itu banyak menuai kecaman dari negara-negara muslim, NATO , bahkan panglima pasukan AS di Afghanistan. Tak kurang Menlu AS Hillary Clinton pun menyebutkan rencana tersebut sebagai sesuatu yang "memalukan".
Lalu bagaimana seharusnya sikap kita sebagai kaum muslimin yang peduli terhadap urusan agamanya ? Maka setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan dalam masalah ini.
Pertama, Kewajiban mengingkari kemungkaran harus sesuai kemampuan
Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak bisa melakukannya dengan tangannya, hendaklah ia mengubahnya dengan lisannya. Jika tidak bisa melakukannya dengan lisannya, hendaklah ia melakukan dengan hatinya. Itulah iman yang paling lemah." (HR Muslim).
Hadits di atas menegaskan pentingnya kesadaran akan kemampuan (kapabilitas) dalam mencegah kemungkaran. Karenanya dalam konteks rencana pembakaran Al-Quran, yang mempunyai kemampuan dan jangkauan cukup tepat adalah mereka para pemimpin negara-negara muslim. Mereka lah yang di awal harus segera mengirimkan nota protes dan peringatan kepada kepala daerah tempat pendeta Terry Jones berada. Langkah ini jauh akan lebih efektif dari langkah lainnya. Karena itu, usaha kita seharusnya mengingatkan dan mendorong kepala pemerintahan yang ada untuk bergerak memprotes rencana busuk tersebut. Alhamdulillah, sepanjang yang saya baca di internet, SBY dalam hal ini kepala negara Indonesia sebagai negeri muslim terbesar, telah melakukan hal tersebut.
Kedua : Bentuk Konkrit Kepedulian Kita
Tentu saja kita tidak bisa hanya diam berpangkutangan saja melihat syiar islam di rendahkan, karena membiarkan hal itu terjadi berarti bertentangan dengan anjuran Allah SWT untuk mengagungkan syiarnya dimanapun berada. Allah SWT berfirman : “ Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS Al-Hajj 32)
Karenanya, tetap saja kita harus bergerak melakukan berbagai upaya, setidaknya kita bisa menyebarakan kondisi ini kepada kaum muslimin lainnya agar tergerak dan bangkit kecintaan mereka kepada islam. Langkah teknis lainnya adalah, mendukung gruop-group yang menolak rencana tersebut. Tentu ikhtiar ini adalah bagian dari kewajiban dan kepedulian kita yang akan kita pertanggungjawabkan, adapaun hasil efektif dan tidaknya, itu bukan hal yang harus kita pertanggungjawabkan.
Ketiga : Melakukan Langkah Produktif untuk Menyelamatkan Al-Quran
Allah SWT berfirman : " Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang ditinggalkan". (QS Furqon 30 )
Ayat ini menegaskan kepada kita betapa banyak kaum muslimin yang meninggalkan Al-Quran dengan makna yang beragam, tentu saja yang paling banyak adalah meninggalkan atau mengacuhkan ajarannya. Karenanya, kita tidak mungkin setiap saat harus dipusingkan dengan isu pembakaran Al-Quran yang dilakukan oleh seorang pendeta yang tak populer ( jamaahnya cuma 50 orang), tetapi kita juga harus menyadari bahwa hampir tiap hari banyak kaum muslimin yang juga membakar al-Quran dalam hatinya alias meninggalkan ajarannya ! Inilah salah satu yang perlu kita selamatkan dengan mendesak, yaitu melakukan rangkaian upaya dakwah yang berkelanjutan untuk menghidupkan kembali Al-Quran dalam hati kaum muslimin.
Apa yang saya tulis hanyalah pendapat pribadi yang penuh keterbatasan. Semoga bisa menjadi pertimbangan dan bahan perenungan dalam melangkah dan menyikapi kasus di atas. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayahnya pada kita semua.
Lalu bagaimana seharusnya sikap kita sebagai kaum muslimin yang peduli terhadap urusan agamanya ? Maka setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan dalam masalah ini.
Pertama, Kewajiban mengingkari kemungkaran harus sesuai kemampuan
Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak bisa melakukannya dengan tangannya, hendaklah ia mengubahnya dengan lisannya. Jika tidak bisa melakukannya dengan lisannya, hendaklah ia melakukan dengan hatinya. Itulah iman yang paling lemah." (HR Muslim).
Hadits di atas menegaskan pentingnya kesadaran akan kemampuan (kapabilitas) dalam mencegah kemungkaran. Karenanya dalam konteks rencana pembakaran Al-Quran, yang mempunyai kemampuan dan jangkauan cukup tepat adalah mereka para pemimpin negara-negara muslim. Mereka lah yang di awal harus segera mengirimkan nota protes dan peringatan kepada kepala daerah tempat pendeta Terry Jones berada. Langkah ini jauh akan lebih efektif dari langkah lainnya. Karena itu, usaha kita seharusnya mengingatkan dan mendorong kepala pemerintahan yang ada untuk bergerak memprotes rencana busuk tersebut. Alhamdulillah, sepanjang yang saya baca di internet, SBY dalam hal ini kepala negara Indonesia sebagai negeri muslim terbesar, telah melakukan hal tersebut.
Kedua : Bentuk Konkrit Kepedulian Kita
Tentu saja kita tidak bisa hanya diam berpangkutangan saja melihat syiar islam di rendahkan, karena membiarkan hal itu terjadi berarti bertentangan dengan anjuran Allah SWT untuk mengagungkan syiarnya dimanapun berada. Allah SWT berfirman : “ Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS Al-Hajj 32)
Karenanya, tetap saja kita harus bergerak melakukan berbagai upaya, setidaknya kita bisa menyebarakan kondisi ini kepada kaum muslimin lainnya agar tergerak dan bangkit kecintaan mereka kepada islam. Langkah teknis lainnya adalah, mendukung gruop-group yang menolak rencana tersebut. Tentu ikhtiar ini adalah bagian dari kewajiban dan kepedulian kita yang akan kita pertanggungjawabkan, adapaun hasil efektif dan tidaknya, itu bukan hal yang harus kita pertanggungjawabkan.
Ketiga : Melakukan Langkah Produktif untuk Menyelamatkan Al-Quran
Allah SWT berfirman : " Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang ditinggalkan". (QS Furqon 30 )
Ayat ini menegaskan kepada kita betapa banyak kaum muslimin yang meninggalkan Al-Quran dengan makna yang beragam, tentu saja yang paling banyak adalah meninggalkan atau mengacuhkan ajarannya. Karenanya, kita tidak mungkin setiap saat harus dipusingkan dengan isu pembakaran Al-Quran yang dilakukan oleh seorang pendeta yang tak populer ( jamaahnya cuma 50 orang), tetapi kita juga harus menyadari bahwa hampir tiap hari banyak kaum muslimin yang juga membakar al-Quran dalam hatinya alias meninggalkan ajarannya ! Inilah salah satu yang perlu kita selamatkan dengan mendesak, yaitu melakukan rangkaian upaya dakwah yang berkelanjutan untuk menghidupkan kembali Al-Quran dalam hati kaum muslimin.
Apa yang saya tulis hanyalah pendapat pribadi yang penuh keterbatasan. Semoga bisa menjadi pertimbangan dan bahan perenungan dalam melangkah dan menyikapi kasus di atas. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayahnya pada kita semua.
Assallamu’alaikum Wr. Wb.
BalasHapusHi friend, peace yaa...
Selamat Hari Raya Fitri
Mohon maaf lahir dan batin
How are you?
I hope you will be happy.
Oh iya… saya juga punya blog dakwah loh…
If you willing visit my blog, and read my article at http://sosiologidakwah.blogspot.com
I have new post.
And... if you love books, don’t forget to read The Holy Qur'an please...
The Holy Qur’an (112:1-4) had stated, that God is Allah, the One and Only. Allah is God, on whom all depend. Allah begets not, and nor begotten; and none is like Allah.
Hmm ... menarik Pak Hatta. Tapi secara pribadi, pengahayatan saya lbih berpihak pada paragraf terakhir. Mungkin krn konsen saya dlm beragama lebh cendrung ke sisi bathin dari pada ke sisi zahir. Bukan berarti ingin lari dari tuntutan alam nyata. Tp utk meneguhkan penghayatan agr tdk tercemar oleh tindakan ngaur dg label cinta agama. Padahal di dalam hati mungkin yg bersemayam hanya sebuah huru-hara spt kampanye yg tdk ada sangkut pautnya dg iman. Itu yg saya takutkan Pak.
BalasHapusharus ada otokritik thd islam jangan hanya sering menyalahkan orang lain ,tapi nyatanya kita islam sendiri tdk terbuka thdp kebenran islam sendiri,bagaimana bisa umat islam arab sendiri tdk membantu pakistan yang jelas2 negara islam ketika terjadi banjir ,bagaimana mungkin arab saudi tdk yakin dengan kebenaran islam sehingga tdk mengamalkannya. ini yang aneh ?
BalasHapus