Dewasa ini pembelajaran bahasa begitu digemari masyarakat kita. Sejak dulu bahasa Inggris begitu jadi idola diajarkan di kota hingga ke desa. Sekarang ini pun anak TK sudah dijejali kurikulum berbahasa Inggris yang nyaris bikin kita geleng-geleng kepala. Bahasa Jepang dan Mandarin pun mulai mengekor popularitas pembelajaran bahasa Inggris. Dimana-mana kursus bahkan privat mandarin pun didirikan dan disambut dengan antusiasme yang luar biasa. Hal ini sepenuhnya bisa kita pahami dengan mudah, karena motivasi untuk mempelajari bahasa Inggris maupun bahasa Mandarin begitu jelas terpampang di hadapan mata. Dari mulai sekedar gengsi untuk bisa bercas-cis-cus dihadapan rekan dan keluarga, hingga mengejar syarat capaian TOEFL untuk mendaftar di institusi pemerintah maupun swasta. Khusus bahasa Mandarin, bukan rahasia lagi kalau negara Cina telah berubah menjadi raksasa bisnis yang menggurita di dunia ini. Maka bagi kalangan usahawan yang mengincar keunggulan bisnisnya di masa depan, mau tak mau harus mengejar kemampuan untuk bisa berbahasa Mandarin.
Lalu bagaimana dengan nasib bahasa Arab ? Belum ada penelitian dan angka yang dihasilkan secara khusus untuk menunjukkan animo pembelajaran bahasa Arab di masyarakat kita. Isyarat positif sebenarnya juga ada dengan berkembangnya sekolah-sekolah Islam Terpadu di berbagai kota yang menawarkan salah satunya adalah ketrampilan berbahasa arab. Namun isyarat lainnya, menunjukkan penurunan minat di beberapa Mahad atau kursus belajar bahasa Arab secara khusus. Salah satu yang menyebabkan hal tersebut setidaknya adalah, minimnya motivasi dalam diri sendiri untuk mempelajari bahasa Arab. Kebanyakan mereka yang bersekolah di Madrasah atau pesantren, identik dengan ‘anak nakal’ atau sekedar untuk memenuhi idealita kedua orang tuanya. Memang tidak semua, tapi model yang semacam itu tidak bisa dikatakan sedikit. Walhasil, sebagian yang mempelajari bahasa Arab tidak termotivasi oleh apapun, kecuali hanya sekedar menjalankan kewajiban pembelajaran di pesantren.
Karenanya, pada bahasan ini perlu kita sejenak merenungkan dan membahas, apa sebenarnya fungsi dan kedudukan bahasa Arab sehingga membuat setiap kita mampu menata motivasi untuk mempelajarinya lebih jauh. Berikut bocoran singkatnya.
Pertama : Bahasa Arab adalah bahasa Ibadah, penguat Ruhiyah dan Keimanan
Sebagai muslim, mau tidak mau kita menggunakan bahasa Arab dalam aktifitas keseharian, dari mulai sholat, dzikr dan bahkan berdoa dalam aktifitas sehari-hari pun menggunakan bahasa Arab. Karenanya, secara langsung jika kita memahami bahasa Arab, maka dalam beribadah, tilawah, berdoa dan berdzikr pun lebih khusyuk, karena merasakan dan memahami apa yang kita lantunkan. Karenanya, mari memotivasi diri untuk belajar bahasa Arab lebih khusus, minimal bagi diri kita sendiri sebagai sarana peningkat ruhiyah dan keimanan, selaras dengan meningkatnya kekhusyukan kita. Karena jika kita membaca tanpa memahami sepenuhnya, -sejak kecil hingga sekarang- maka itu menunjukkan ketidakpedulian kita dengan kualitas keimanan kita sendiri.
Kedua : Bahasa Arab adalah bahasa untuk memahami Islam
Keindahan syariat Islam yang luwas dan luwes, terkadang banyak disalah pahami oleh sebagian orang, karena minimnya referensi buku-buku dan artikel yang ada. Kebanyakan yang dibaca hanya terbatas referensi berbahasa Indonesia dengan segala keterbatasannya. Sehingga terkadang dengan mudah kita mendengar kata haram dan haram seolah hanya itulah pendapat yang ada. Padahal jika kita mampu berbahasa arab, setidaknya memudahkan kita untuk mengintip secara langsung betapa dinamisnya pemikiran dalam syariat Islam, sejak dulu melalui kitab-kitab para ulama, maupun artikel-artikel kontemporer dan jurnal ilmiah yang bertebaran di dunia maya.
Ketiga : Bahasa Arab adalah bahasa Peradaban dan Pemersatu Dunia Islam
Bahasa Arab adalah bahasa pemersatu dunia Islam sekaligus peradaban Islam. Prof Dr Machasin, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama, menyebutkan data sebagai berikut : Bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan 22 negara yang menjadi anggota liga negara-negara Arab.Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua muslim dan digunakan sebagai bahasa kebudayaan Islam yang diajarkan di ribuan sekolah diluar dunia Arab."Dari Senegal sampai Filipina, Bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan, pemikiran di bidang sejarah, etika hukum dan fiqih serta kajian kitab," katanya.
Karenanya, bagi yang ingin mempelajari lebih jauh tentang peradaban dan kebudayaan Islam, atau ingin menjadi diplomat di negara dunia Islam, atau lebih jauh lagi mempersatukan dunia Islam sesuai dengan kemampuannya masing-masing, tidak ada cara lagi kecuali dengan memahami dan menguasai dunia Islam
Keempat : Bahasa Arab adalah bahasa Ekonomi Dunia
Negara-negara kawasan Timur Tengah sebagai lumbung minyak terbesar di dunia sungguh tidak bisa dipandang sebelah mata. Manuver pengusaha-pengusahanya sudah banyak dikenal mewarnai ekonomi dunia. Dengan hasil minyak yang begitu hebat, mereka meluaskan investasi bisnisnya di banyak bidang. Bahkan hingga sepakbola liga Inggris yang terkenal di dunia, beberapa klub diantaranya dimiliki oleh pengusaha Arab yang gila bola. Sebut saja setelah Syeikh Mansour membeli Manchester City, dan Sulaiman Al Fahim mengakuisi Portsmout, kini yang terbaru para milyader Arab mulai bergerak menuju Liga Italia, Sheikh Abdul Mohsen Al Hokair berbiat membeli klub unggulan Palermo.
Belum lagi jika Anda mengintip Dubai dengan kawasan Burj Dubainya, Malaysia dengan segala perkembangan ekonomi syariahnya, semua seolah berlomba-lomba menguasai dunia dengan perluasan investasi ekonomi. Arti sederhananya apa ? Kita di Indonesia semestinya tidak kehilangan kesempatan untuk ikut terjun dalam pusaran investasi dunia arab, misalnya dengan menawarkan produk kita, atau menawarkan investasi usaha kita, atau yang paling minimalis adalah menawarkan tenaga dan pikiran kita untuk menjadi salah satu tenaga ahli mereka. Namun itu semua tidak mungkin terpenuhi, kecuali dengan pemahaman bahasa arab kontemporer yang elegan.
Sungguh teramat banyak motivasi yang bisa kita kumpulkan untuk lebih serius mendalami dan mempelajari bahasa Arab. Dimana ada kemauan disitu ada jalan, begitu para orang tua kita mengajarkan. Semoga bermanfaat dan salam optimis.
Mau belajar bahasa Arab intensif ? KLIK DISINI TEMPATNYA
Lalu bagaimana dengan nasib bahasa Arab ? Belum ada penelitian dan angka yang dihasilkan secara khusus untuk menunjukkan animo pembelajaran bahasa Arab di masyarakat kita. Isyarat positif sebenarnya juga ada dengan berkembangnya sekolah-sekolah Islam Terpadu di berbagai kota yang menawarkan salah satunya adalah ketrampilan berbahasa arab. Namun isyarat lainnya, menunjukkan penurunan minat di beberapa Mahad atau kursus belajar bahasa Arab secara khusus. Salah satu yang menyebabkan hal tersebut setidaknya adalah, minimnya motivasi dalam diri sendiri untuk mempelajari bahasa Arab. Kebanyakan mereka yang bersekolah di Madrasah atau pesantren, identik dengan ‘anak nakal’ atau sekedar untuk memenuhi idealita kedua orang tuanya. Memang tidak semua, tapi model yang semacam itu tidak bisa dikatakan sedikit. Walhasil, sebagian yang mempelajari bahasa Arab tidak termotivasi oleh apapun, kecuali hanya sekedar menjalankan kewajiban pembelajaran di pesantren.
Karenanya, pada bahasan ini perlu kita sejenak merenungkan dan membahas, apa sebenarnya fungsi dan kedudukan bahasa Arab sehingga membuat setiap kita mampu menata motivasi untuk mempelajarinya lebih jauh. Berikut bocoran singkatnya.
Pertama : Bahasa Arab adalah bahasa Ibadah, penguat Ruhiyah dan Keimanan
Sebagai muslim, mau tidak mau kita menggunakan bahasa Arab dalam aktifitas keseharian, dari mulai sholat, dzikr dan bahkan berdoa dalam aktifitas sehari-hari pun menggunakan bahasa Arab. Karenanya, secara langsung jika kita memahami bahasa Arab, maka dalam beribadah, tilawah, berdoa dan berdzikr pun lebih khusyuk, karena merasakan dan memahami apa yang kita lantunkan. Karenanya, mari memotivasi diri untuk belajar bahasa Arab lebih khusus, minimal bagi diri kita sendiri sebagai sarana peningkat ruhiyah dan keimanan, selaras dengan meningkatnya kekhusyukan kita. Karena jika kita membaca tanpa memahami sepenuhnya, -sejak kecil hingga sekarang- maka itu menunjukkan ketidakpedulian kita dengan kualitas keimanan kita sendiri.
Kedua : Bahasa Arab adalah bahasa untuk memahami Islam
Keindahan syariat Islam yang luwas dan luwes, terkadang banyak disalah pahami oleh sebagian orang, karena minimnya referensi buku-buku dan artikel yang ada. Kebanyakan yang dibaca hanya terbatas referensi berbahasa Indonesia dengan segala keterbatasannya. Sehingga terkadang dengan mudah kita mendengar kata haram dan haram seolah hanya itulah pendapat yang ada. Padahal jika kita mampu berbahasa arab, setidaknya memudahkan kita untuk mengintip secara langsung betapa dinamisnya pemikiran dalam syariat Islam, sejak dulu melalui kitab-kitab para ulama, maupun artikel-artikel kontemporer dan jurnal ilmiah yang bertebaran di dunia maya.
Ketiga : Bahasa Arab adalah bahasa Peradaban dan Pemersatu Dunia Islam
Bahasa Arab adalah bahasa pemersatu dunia Islam sekaligus peradaban Islam. Prof Dr Machasin, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama, menyebutkan data sebagai berikut : Bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan 22 negara yang menjadi anggota liga negara-negara Arab.Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua muslim dan digunakan sebagai bahasa kebudayaan Islam yang diajarkan di ribuan sekolah diluar dunia Arab."Dari Senegal sampai Filipina, Bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan, pemikiran di bidang sejarah, etika hukum dan fiqih serta kajian kitab," katanya.
Karenanya, bagi yang ingin mempelajari lebih jauh tentang peradaban dan kebudayaan Islam, atau ingin menjadi diplomat di negara dunia Islam, atau lebih jauh lagi mempersatukan dunia Islam sesuai dengan kemampuannya masing-masing, tidak ada cara lagi kecuali dengan memahami dan menguasai dunia Islam
Keempat : Bahasa Arab adalah bahasa Ekonomi Dunia
Negara-negara kawasan Timur Tengah sebagai lumbung minyak terbesar di dunia sungguh tidak bisa dipandang sebelah mata. Manuver pengusaha-pengusahanya sudah banyak dikenal mewarnai ekonomi dunia. Dengan hasil minyak yang begitu hebat, mereka meluaskan investasi bisnisnya di banyak bidang. Bahkan hingga sepakbola liga Inggris yang terkenal di dunia, beberapa klub diantaranya dimiliki oleh pengusaha Arab yang gila bola. Sebut saja setelah Syeikh Mansour membeli Manchester City, dan Sulaiman Al Fahim mengakuisi Portsmout, kini yang terbaru para milyader Arab mulai bergerak menuju Liga Italia, Sheikh Abdul Mohsen Al Hokair berbiat membeli klub unggulan Palermo.
Belum lagi jika Anda mengintip Dubai dengan kawasan Burj Dubainya, Malaysia dengan segala perkembangan ekonomi syariahnya, semua seolah berlomba-lomba menguasai dunia dengan perluasan investasi ekonomi. Arti sederhananya apa ? Kita di Indonesia semestinya tidak kehilangan kesempatan untuk ikut terjun dalam pusaran investasi dunia arab, misalnya dengan menawarkan produk kita, atau menawarkan investasi usaha kita, atau yang paling minimalis adalah menawarkan tenaga dan pikiran kita untuk menjadi salah satu tenaga ahli mereka. Namun itu semua tidak mungkin terpenuhi, kecuali dengan pemahaman bahasa arab kontemporer yang elegan.
Sungguh teramat banyak motivasi yang bisa kita kumpulkan untuk lebih serius mendalami dan mempelajari bahasa Arab. Dimana ada kemauan disitu ada jalan, begitu para orang tua kita mengajarkan. Semoga bermanfaat dan salam optimis.
Mau belajar bahasa Arab intensif ? KLIK DISINI TEMPATNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar