Dikisahkan pada sebuah masa ada seorang raja yang mempunyai patih yang mulia dan dermawan. Patih tersebut mempunyai kebiasaan yang mulia, yaitu gemar memberikan pinjaman kepada rakyat banyak. Ia tidak meminta imbalan atau tambahan apapun dari pinjaman yang ia berikan. Hanya saja, ia memberikan persyaratan yang unik dan aneh, yaitu ia akan memberikan pinjaman dengan syarat pengembaliannya nanti saja setelah raja meninggal.
Maka ada seorang pengadu domba yang melaporkan hal ini kepada Raja, dan mengatakan bahwa ini sama saja Patih mengharapkan Raja meninggal lebih cepat agar dapat menarik pinjaman dari rakyatnya. Begitu mendengar hal ini, raja pun marah dan berkeinginan untuk membunuh sang Patih. Namun sebelum hal itu terjadi ia ingin mendengar alasan dari sang Patih.
Maka dipanggilah sang Patih, dan sang Raja menanyakan mengapa ia memberikan pinjaman dan mensyaratkan pengembalian harus setelah Raja meninggal. Patih dengan tenang menjawab, bahwa ia memberikan syarat tersebut agar rakyat justru mendoakan raja panjang umur, karena ketika raja meninggal mereka akan terbebani dengan pembayaran hutang. Maka Patih menginginkan secara tidak langsung agar rakyat senantiasa mendoakan rajanya diberikan usia yang panjang. Menyadari hal ini Raja pun takjub dan bergembira, lalu memberikan hadiah khusus bagi sang Patih dan mengangkat derajatnya. Sementara sang pengadu domba harus mendapat hukuman khusus dari sang Raja atas perbuatannya.
(diambil dari Kitab Anwa’ul Masarrot fi Tajarib wal Hikayat karya Mubarok Muhammad Ali )
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah diatas :
Pertama : Bagaimana pentingnya bertindak bijak dan tidak tergesa dalam mengambil keputusan. Dan hendaknya senantiasa melakukan tabayun atau klarifikasi terhadap informasi yang masuk, lebih selektif terhadap hal-hal yang bisa berakibat buruk bagi diri dan negaranya.
Kedua : Kecerdasan dari seorang patih, sekaligus mempunyai visi yang panjang ke depan dalam melakukan sesuatu. Ia membuat sebuah produk unik yang berbeda dengan yang lainnya. Kedermawanan adalah satu hal yang terpuji, namun ia bisa mendesainnya agar juga membuahkan manfaat yang lainnya, yaitu doa panjang umur bagi sang raja. Ibaratnya pepatah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlamapui.
Ketiga : Strategi dan rekayasa akan mudah terungkap setiap saat. Akibat yang ditimbulkan bukan hanya kerugian di dunia tapi juga di akhirat. Penebar hasad dan keburukan hanya menebar benih permusuhan yang akan menjungkalkannya dalam kenistaan. Semoga lisan kita terhindar dari ucapan dan hasutan yang berbisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar