Setelah kita menelusuri kedermawanan Hatim At-Thoiy dalam postingan sebelumnya, tentang kegemarannya berbagi dalam setiap makan malam. Maka kali ini kita akan melihat sisi kedermawanannya yang lain. Sebagaimana kita ketahui, kedermawanan Hatim begitu populer di masa itu. Kalau dalam istilah arab digambarkan sebagai “ yudhrobu al matsal fil karom “, dia menjadi ikon kedermawanan orang arab. Karena terkenal itulah, maka kaisar Persia ingin menguji coba apa yang ia dengar, apakah benar ataukah hanya kabar angin saja.
Maka sang kaisar mengutus utusan atas nama persahabatan, meminta kepada Hatim untuk menghadiahkan kepadanya 100 ekor unta merah. Unta merah bukanlah sembarang unta. Ia adalah jenis unta yang jarang dan mahal bukan kepalang. Ia adalah kendaraan paling prestisius di zaman itu, setara dengan anggapan orang saat ini tentang mobil Bugatti Veyron atau Ferrary Enzo yang konon harganya menyentuh angka belasan hingga dua puluhan milyar. Karenanya mahal dan prestisiusnya itulah, hingga Rasulullah SAW pun memotivasi para sahabat untuk berdakwah dengan hadiah yang setara dengan unta merah. Beliau bersabda : "Maka demi Allah, sekiranya Allah memberi hidayah disebakan kamu, kepada seorang lelaki adalah lebih baik untukmu daripada memilki unta-unta merah." [HR al-Bukhariy]. Bahkan dalam riwayat digambarkan sebagai : lebih baik dari dunia dan seisinya.
Kembali ke kisah Hatim dengan permintaan unik dan mahal dari sang Kaisar. Pada saat itu kondisi Hatim benar-benar sedang tak beruntung karena ia tidak mempunyai unta merah satu pun. Namun ia tak menjadi bingung dengan hal itu, ataupun menjadi ketakutan sebagaimana biasanya yang terjadi pada orang yang berhadapan dengan penguasa besar pada zaman itu. Lantas apa yang dilakukan Hatim dengan kondisinya pada waktu itu ? Ia hanya mengutus seorang untuk memberikan pengumuman di pasar, bahwa Hatim memerlukan 100 ekor unta merah saat ini.
Maka setelah sang utusan menyampaikan pengumuman. Tanpa dikomando banyak saudagar-saudagar arab berbondong-bondong datang langsung kepada Hatim untuk memberikan sekian jumlah unta merah yang ia punya. Nampaknya bagi mereka, kedermawanan dan kemurahan Hatim selama ini sungguh sangat berkesan, dan hanya dengan pengumuman dari sang utusan mereka dengan penuh bersemangat memberikan unta-unta mahal itu kepada Hatim. Maka tak seberapa lama terkumpullah 100 ekor unta sebagaimana yang dijanjikan, dan semuanya dari sahabat dan teman Hatim baik yang kaya maupun yang apa adanya. Mereka bersemangat menolong dan membantu sang dermawan.
Dikirimlah 100 ekor unta merah itu kehadapan Kaisar Persia yang sudah lama menunggu dan mengawasi apa yang akan terjadi. Ia kaget bukan kepalang, dengan kehadiran barisan 100 ekor unta termahal yang bisa jadi belum pernah selama ini berbaris rapi berjajar dihadapannya dalam jumlah yang cukup besar. Ia tak menyangka bahwa permintaan sekaligus ‘ujian kedermawanan’ yang diberikan kepada Hatim ternyata di jawab dengan begitu mudah. Benar-benar kedermawanan Hatim yang selama ini digembor-gemborkan oleh orang Arab bukan kabar angin dan asumsi belaka. Sungguh, Hatim lulus ujian ! ia harus mendapatkan balasan atas apa yang telah ia lakukan ! Begitu sang Kaisar berpikir penuh kesungguhan.
Maka apa yang dilakukan Kaisar ? Sejak awal permintaan 100 ekor unta adalah ujian semacam fit anda proper test buat kedermawanan Hatim yang selama ini begitu terkenal di seantero jagad. Kaisar sendiri tak membutuhkan 100 ekor unta merah, dengan segenap kekayaan dan kekuasaan yang ia punya tentunya. Maka ia memerintahkan orang-orangnya untuk mengembalikan seluruh unta yang ada itu, dengan catatan setiap unta ditambahkan di atasnya barang-barang dan pakaian khas Persia yang mewah dan mahal-mahal. Sebuah balasan dan kenang-kenangan khusus dari sang Kaisar bagi Hatim yang telah lulus ujian. Rombongan unta merah yang kali ini penuh barang bawaan pun bergerak kembali ke kampung halaman.
Apa yang dilakukan Hatim ? Setelah melihat apa yang dilakukan Kaisar dengan unta merahnya, yang datang dengan berbagai barang dan pakaian yang begitu berharga dan mahal harganya. Hatim kembali memerintahkan kepada utusannya untuk memberikan pengumuman : barang siapa yang kemarin memberikan unta merah kepada Hatim, maka silahkan sekarang mengambil kembali unta merahnya !. Maka berduyun-duyun sang pemilik onta merah pun melihat dengan cermat unta yang mereka punya dan mengambilnya kembali, namun kali ini dengan tambahan barang bawaan yang begitu berat dan berharga. Sebagaimana kita ketahui, unta juga menjadi kendaraan angkut yang paling mampu menampung banyak muatan pada waktu itu.
Hatim yang sejak awal tidak mempunyai unta merah satupun, hanya tersenyum penuh kelegaan melihat sang pemilik unta merah telah mendapatkan kembali untanya, dan kali ini penuh balasan yang sangat berharga. Tidak ada sedikitpun gundah dan gelisah dalam diri Hatim, apalagi keinginan untuk mengambil dan memotong barang-barang hadiah sang kaisar, yang nota bene adalah miliknya. Hatim pun kembali bahagia karena bisa berbagi, dan kali ini dalam jumlah yang cukup signifikan.
Benarlah ungkapan Al-Quran : “ tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar-Rohman 60)
Semoga bermanfaat dan salam optimis !
Maka sang kaisar mengutus utusan atas nama persahabatan, meminta kepada Hatim untuk menghadiahkan kepadanya 100 ekor unta merah. Unta merah bukanlah sembarang unta. Ia adalah jenis unta yang jarang dan mahal bukan kepalang. Ia adalah kendaraan paling prestisius di zaman itu, setara dengan anggapan orang saat ini tentang mobil Bugatti Veyron atau Ferrary Enzo yang konon harganya menyentuh angka belasan hingga dua puluhan milyar. Karenanya mahal dan prestisiusnya itulah, hingga Rasulullah SAW pun memotivasi para sahabat untuk berdakwah dengan hadiah yang setara dengan unta merah. Beliau bersabda : "Maka demi Allah, sekiranya Allah memberi hidayah disebakan kamu, kepada seorang lelaki adalah lebih baik untukmu daripada memilki unta-unta merah." [HR al-Bukhariy]. Bahkan dalam riwayat digambarkan sebagai : lebih baik dari dunia dan seisinya.
Kembali ke kisah Hatim dengan permintaan unik dan mahal dari sang Kaisar. Pada saat itu kondisi Hatim benar-benar sedang tak beruntung karena ia tidak mempunyai unta merah satu pun. Namun ia tak menjadi bingung dengan hal itu, ataupun menjadi ketakutan sebagaimana biasanya yang terjadi pada orang yang berhadapan dengan penguasa besar pada zaman itu. Lantas apa yang dilakukan Hatim dengan kondisinya pada waktu itu ? Ia hanya mengutus seorang untuk memberikan pengumuman di pasar, bahwa Hatim memerlukan 100 ekor unta merah saat ini.
Maka setelah sang utusan menyampaikan pengumuman. Tanpa dikomando banyak saudagar-saudagar arab berbondong-bondong datang langsung kepada Hatim untuk memberikan sekian jumlah unta merah yang ia punya. Nampaknya bagi mereka, kedermawanan dan kemurahan Hatim selama ini sungguh sangat berkesan, dan hanya dengan pengumuman dari sang utusan mereka dengan penuh bersemangat memberikan unta-unta mahal itu kepada Hatim. Maka tak seberapa lama terkumpullah 100 ekor unta sebagaimana yang dijanjikan, dan semuanya dari sahabat dan teman Hatim baik yang kaya maupun yang apa adanya. Mereka bersemangat menolong dan membantu sang dermawan.
Dikirimlah 100 ekor unta merah itu kehadapan Kaisar Persia yang sudah lama menunggu dan mengawasi apa yang akan terjadi. Ia kaget bukan kepalang, dengan kehadiran barisan 100 ekor unta termahal yang bisa jadi belum pernah selama ini berbaris rapi berjajar dihadapannya dalam jumlah yang cukup besar. Ia tak menyangka bahwa permintaan sekaligus ‘ujian kedermawanan’ yang diberikan kepada Hatim ternyata di jawab dengan begitu mudah. Benar-benar kedermawanan Hatim yang selama ini digembor-gemborkan oleh orang Arab bukan kabar angin dan asumsi belaka. Sungguh, Hatim lulus ujian ! ia harus mendapatkan balasan atas apa yang telah ia lakukan ! Begitu sang Kaisar berpikir penuh kesungguhan.
Maka apa yang dilakukan Kaisar ? Sejak awal permintaan 100 ekor unta adalah ujian semacam fit anda proper test buat kedermawanan Hatim yang selama ini begitu terkenal di seantero jagad. Kaisar sendiri tak membutuhkan 100 ekor unta merah, dengan segenap kekayaan dan kekuasaan yang ia punya tentunya. Maka ia memerintahkan orang-orangnya untuk mengembalikan seluruh unta yang ada itu, dengan catatan setiap unta ditambahkan di atasnya barang-barang dan pakaian khas Persia yang mewah dan mahal-mahal. Sebuah balasan dan kenang-kenangan khusus dari sang Kaisar bagi Hatim yang telah lulus ujian. Rombongan unta merah yang kali ini penuh barang bawaan pun bergerak kembali ke kampung halaman.
Apa yang dilakukan Hatim ? Setelah melihat apa yang dilakukan Kaisar dengan unta merahnya, yang datang dengan berbagai barang dan pakaian yang begitu berharga dan mahal harganya. Hatim kembali memerintahkan kepada utusannya untuk memberikan pengumuman : barang siapa yang kemarin memberikan unta merah kepada Hatim, maka silahkan sekarang mengambil kembali unta merahnya !. Maka berduyun-duyun sang pemilik onta merah pun melihat dengan cermat unta yang mereka punya dan mengambilnya kembali, namun kali ini dengan tambahan barang bawaan yang begitu berat dan berharga. Sebagaimana kita ketahui, unta juga menjadi kendaraan angkut yang paling mampu menampung banyak muatan pada waktu itu.
Hatim yang sejak awal tidak mempunyai unta merah satupun, hanya tersenyum penuh kelegaan melihat sang pemilik unta merah telah mendapatkan kembali untanya, dan kali ini penuh balasan yang sangat berharga. Tidak ada sedikitpun gundah dan gelisah dalam diri Hatim, apalagi keinginan untuk mengambil dan memotong barang-barang hadiah sang kaisar, yang nota bene adalah miliknya. Hatim pun kembali bahagia karena bisa berbagi, dan kali ini dalam jumlah yang cukup signifikan.
Benarlah ungkapan Al-Quran : “ tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar-Rohman 60)
Semoga bermanfaat dan salam optimis !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar