Sore tadi saya mendapatkan SMS yang cukup unik. Dari seseorang yang mengaku pembaca Buku Muhammad Inspiring Romance. Saya kira ia akan bertanya banyak hal atau curhat seputar kehidupan rumah tangganya sebagaimana sms yang saya terima biasanya. Namun kali ini ia hanya bertanya singkat : Lc itu singkatan gelar apa ?
Saya tersenyum simpul sebelum menjawab sms tersebut. Dahulu saat saya SMA dan masih awal-awal mahasiswa di STAN, bersama-sama teman-teman saya sering mengarang kepanjangan dari Lc tersebut, karena memang pada waktu itu saya benar-benar tidak tahu. Bahkan mungkin saat ini juga yang saya tahu belum tentu benar. Ada singkatan unik yang dulu sering kita munculkan dan kita gelari teman-teman dengan LC versi sendiri, misalnya :
Yang saya ketahui setelah saya menginjakkan kaki di negeri Sudan adalah, bahwa gelar Lc yang dalam arab dilafalkan : lisains , berasal dari istilah Licence yang bisa diartikan sebagai Strata Satu. Meskipun demikian, untuk penyematan gelar sendiri di Arab sana tidak seramai di Indonesia. Yang paling sering muncul adalah gelar Doktor (S3), adapun gelar S1 dan S2 jarang saya dengar disematkan. Apalagi gelar haji, mungkin hanya nusantara ini saja yang menyematkan secara resmi.
Selain Licence ada juga sebutan Bakalurios ( Bachelor) untuk jenjang S1 juga. Jadi di beberapa negara ada yang menggunakan Licence dan ada yang menggunakan Bakalurius, namun esensinya adalah sama. Dan yang perlu diluruskan adalah, gelar tersebut bersifat umum artinya tidak hanya bagi lulusan syariah dan bahasa Arab semata, namun juga lulusan bidang lainnya seperti Teknik dan Komputer misalnya.
Jika ada yang bertanya kok ternyata Lc berasal dari licence, bukan kata bahasa Arab, maka ini sangat bisa dipahami mengingat sebagian negara Arab dahulu adalah jajahan Inggris sehingga mewariskan beberapa istilah khusus. Di Indonesia kita juga pernah akrab dengan istilah Doktorandus (Drs) yang itu juga merupakan istilah warisan kolonial di negara kita.
Pada akhirnya gelar Lc yang disematkan kepada alumni Timur Tengah dan LIPIA bukanlah sebuah gelar yang bisa dipertanggungjawabkan secara aturan perundang-undangan dan legalisasi di Indonesia. Gelar tersebut lebih sebagai penghargaan, husnudzhon sekaligus harapan dari masyarakat kepada para ustadz alumni LIPIA dan Timur Tengah. Nah, pekerjaan rumah terbentang begitu jelas bagi para alumni timur tengah dan LIPIA, mampukah kita memenuhi harapan dan membuktikan husnudzhon masyarakat ? Wallahu a’lam.
Saya tersenyum simpul sebelum menjawab sms tersebut. Dahulu saat saya SMA dan masih awal-awal mahasiswa di STAN, bersama-sama teman-teman saya sering mengarang kepanjangan dari Lc tersebut, karena memang pada waktu itu saya benar-benar tidak tahu. Bahkan mungkin saat ini juga yang saya tahu belum tentu benar. Ada singkatan unik yang dulu sering kita munculkan dan kita gelari teman-teman dengan LC versi sendiri, misalnya :
- Lc singkatan dari : Lulusan Ceger , karena Kampus STAN letaknya di Ceger, dan karena lulusannya banyak juga yang ngustadz atau jadi ustadz beneran .
- Lc singkatan dari : Langsung Ceramah , karena yang berani ceramah dan bagus dalam penyampaiannya, rasa-rasanya tepat juga diberi gelar Lc dalam arti ini.
- Lc singkatan dari : Lucu, untuk menggambarkan isi ceramah yang dibumbui beraneka ragam anekdot dan banyolan yang menghibur jamaah pendengarnya.
- Ada juga yang menyebut Lc sebagai ‘Lulusan Cairo’, nah yang ini agak dekat-dekat sebenarnya meskipun terlihat sedikit memaksa. Lantas bagaimana yang lulusan universitas lainnya kalau memang demikian ?
Yang saya ketahui setelah saya menginjakkan kaki di negeri Sudan adalah, bahwa gelar Lc yang dalam arab dilafalkan : lisains , berasal dari istilah Licence yang bisa diartikan sebagai Strata Satu. Meskipun demikian, untuk penyematan gelar sendiri di Arab sana tidak seramai di Indonesia. Yang paling sering muncul adalah gelar Doktor (S3), adapun gelar S1 dan S2 jarang saya dengar disematkan. Apalagi gelar haji, mungkin hanya nusantara ini saja yang menyematkan secara resmi.
Selain Licence ada juga sebutan Bakalurios ( Bachelor) untuk jenjang S1 juga. Jadi di beberapa negara ada yang menggunakan Licence dan ada yang menggunakan Bakalurius, namun esensinya adalah sama. Dan yang perlu diluruskan adalah, gelar tersebut bersifat umum artinya tidak hanya bagi lulusan syariah dan bahasa Arab semata, namun juga lulusan bidang lainnya seperti Teknik dan Komputer misalnya.
Jika ada yang bertanya kok ternyata Lc berasal dari licence, bukan kata bahasa Arab, maka ini sangat bisa dipahami mengingat sebagian negara Arab dahulu adalah jajahan Inggris sehingga mewariskan beberapa istilah khusus. Di Indonesia kita juga pernah akrab dengan istilah Doktorandus (Drs) yang itu juga merupakan istilah warisan kolonial di negara kita.
Pada akhirnya gelar Lc yang disematkan kepada alumni Timur Tengah dan LIPIA bukanlah sebuah gelar yang bisa dipertanggungjawabkan secara aturan perundang-undangan dan legalisasi di Indonesia. Gelar tersebut lebih sebagai penghargaan, husnudzhon sekaligus harapan dari masyarakat kepada para ustadz alumni LIPIA dan Timur Tengah. Nah, pekerjaan rumah terbentang begitu jelas bagi para alumni timur tengah dan LIPIA, mampukah kita memenuhi harapan dan membuktikan husnudzhon masyarakat ? Wallahu a’lam.
aslm..wah templatenya ganti mulu nih tadz..nayingin o-om nanti ..he..tapi ane lbh suka yang headernya merah tuh.. seperti judulnya indonesia optimis..btw, kapan-kapan di sharing dong cara ganti templatenya..biar keren..jzk..
BalasHapusjazakallahu khairan... :)
BalasHapus(FB ana, Amal Fiza)
Apakah gelar Lc dapat dilanjutkan S2 di Indonesia?
BalasHapus