Setelah dalam postingan sebelumnya kita membahas tentang pengakuan cinta yang tulus, kemudian berlanjut dengan postingan sanjungan pujian bagi istri tercinta, kemudian diikuti dengan ucapan terima kasih , maka tips romantis sederhana yang keempat adalah Meminta Maaf dengan Mesra.
Keempat : Meminta Maaf dengan Mesra
Tips ringan berikutnya adalah meminta maaf. Sekilas terlihat begitu sederhana, namun didalamnya sungguh ada pengakuan akan kekurangan dalam diri kita. Tidak perlu harus ada kejadian luar biasa, hingga salah satu harus menangis mengiba-iba meminta keridhoannya. Tak perlu juga memancing-mancing sedikit emosi, lalu diikuti dengan ucapan maaf yang manis tiada henti. Minta maaf secara tulus membuat hati kita nyaman, terbebas dari kungkungan rasa bersalah. Bagi pasangan itu adalah hal terindah yang selalu dinantikan, karena meminta maaf berarti menghargai perasaannya.
Tidak perlu ada gengsi untuk urusan ini, baik suami maupun istri. Toh kita semua sepakat bahwa diri ini membawa berjuta kekurangan yang sulit terobat. Terkadang ada gesekan di pagi hari, bantahan di siang hari, maupun cemberut di malam hari, marilah berlomba islah, berlomba meminta keridhoan agar menutup hari dengan hati yang lapang terbuka.
Apalah kita jika harus berat dalam meminta maaf pada suami atau istri kita ? Sementara manusia terbaik yang pernah ada, Rasulullah SAW juga tanpa canggung meminta maaf pada istrinya. Dari Shofiyah ra, Rasulullah bersabda padanya : Wahai Shafiyyah, aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku kepada kaummu karena mereka telah mengatakan saya begini dan begitu (HR Abu Nu’aim dan Ibnu Asakir)
Meminta maaflah tanpa ragu dan tanpa jemu, bukankah kepada Allah SWT sang Maha Pengampun kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar ? Lalu adakah cela dari lisan yang terucap saat meminta maaf kepada pasangan. Minta maaf bukan saja karena sebuah kesalahan, bukan pula seremonial belaka di hari raya, namun minta maaf bisa juga menjadi bahan kita mengevaluasi diri, memohon keridhoan atas segala kekurangan dan ketidakoptimalan sebagai suami atau istri. Tidak ada yang sempurna, dan kita mulai dengan mengakui hal itu.
Jika pun tanpa kita sadari, ada murka dan emosi yang melanda entah mengapa, maka segeralah berlomba untuk meminta keridhoan satu sama lainnya. Tak layak menutup hari dengan kedunguan rasa cemburu atau kejahilan rasa angkuh, apalagi jika berlanjut dengan saling memboikot antara suami istri. Pada saat itu terjadi, segeralah sekali lagi berlomba untuk meminta maaf. Bukankah untuk sesama saudara saja kita diperintahkan untuk menjauhi saling menghindar diri, Rasulullah SAW bersabda : Tidak halal bagi seorang muslim meninggalkan saudaranya diatas 3 malam. Ketika bertemu, mereka saling menghindar. Dan yang paling baik dari kedua orang itu adalah yang memulai dengan salam". Apatah lagi ini dengan seorang suami atau istri ?
Dalam minta maaf ada peluang mengumbar kata mesra. Jika itu tulus terucap dalam hati, maka sungguh efeknya akan luar biasa. Anda bisa memulainya malam ini, dan buktikan keajaibannya.
lha yg kelima man usd...??????
BalasHapus