Apakah dalam diri Anda mengalir jiwa para sahabat yang senantiasa bersemangat berpetualang mengarungi bumi untuk menyebarkan dakwah ? Jika iya, barangkali negeri formosa Taiwan bisa menjadi salah satu negara tujuan dakwah Anda. Sederhananya saja, penduduk muslim di Taiwan tergolong minoritas dan bahkan trend perkembangannya dikatakan cenderung menurun. Secara hitung-hitungan prosentase juga bisa dibilang teramat kecil, yaitu sekitar 0,3 % dengan jumlah di kisaran di angka 50.000 jiwa. Yang menarik adalah, bahwa jumlah Buruh Migran Indonesia (BMI) yang bekerja di Taiwan, justru melampaui angka 150.000 jiwa, yang terbesar di Asia setelah Arab Saudi dan Malaysia. Jadi, jumlah muslim asal Indonesia yang menjadi pekerja di Taiwan melampaui tiga kali lipat jumlah muslim yang menjadi warga negara Taiwan.
Hal ini menjadikan warna dakwah di Taiwan senantiasa diwarnai juga oleh aktifitas dakwah para Buruh Migran Indonesia yang diback up penuh oleh para mahasiswa yang juga tengah belajar di sana. Para mahasiswa yang melanjutkan studi Master dan Doktoral di sana, yang sebagian adalah mantan aktifis dakwah kampus, nampaknya tidak bisa tinggal diam untuk tidak ikut menyemarakkan syiar dakwah Islam di Taiwan.
Dalam artikel tentang Dinamika Perkembangan Dakwah Muslim Indonesia di Taiwan disebutkan : " Aktivitas keagamaan yang dilakukan warga indonesia begitu beragam, dari mulai kajian-kajian keislaman, pelatihan baca tulis al-qur’an, sampai pelatihan keterampilan yang dipandu oleh para pelajar Indonesia di masjid-masjid. Hal yang menjadi begitu optimis bagi perkembangan dakwah ke depan adalah, para TKI sudah mampu secara mandiri mengorganisasikan diri mereka dalam organisasi dakwah. Ada 4 organisasi dakwah tersebar di 4 kota yang didirikan oleh para TKI yaitu MTYT (Majelis Ta’lim Yasin Taipei) di Taipei, IMIT (Ikatan Muslim Indonesia Taiwan) di Taichung, FOSMIT (Forum Silaturahim Muslim Indonesia Taiwan) di Chung-li dan IWAMIT (Ikatan Warga Muslim Indonesia Taiwan) di Kaohsiung. Kelebihan ini menjadi peluang yang begitu besar bagi kami yang berprofesi sebagai pelajar untuk bergabung dan mengembangkan aktivitas dakwah, juga dengan sifat terbukannya para pengurus organisasi yang semuanya adalah TKI membuat jalan kami mendakwahkan mereka menjadi lebih mudah. Sedangkan di kalangan pelajar, pada tanggal 12 Maret 2006 telah didirikan organisasi mahasiswa muslim Indonesia di Taichung yang bernama Forum Mahasiswa Muslim Indonesia Taiwan (FORMMIT). Di harapkan pendiriannya dapat lebih meningkatkan kualitas dakwah Islam di kalangan warga muslim di Taiwan secara umum."
Yang terkini dan terbaru adalah peresmian dan pembukaan Islamic Center Indonesia di Masjid Longgang Chung Li pada awal bulan Juli 2011 ini, yang salah satu paket acaranya mengundang Haddad Alwi untuk berbagi semangat kecintaan terhadap Rasulullah SAW. Serangkaian program telah disiapkan untuk lebih menyemarakkan dakwah Islam di Taiwan. Salah satunya yang selama ini telah berjalan dan selalu menarik perhatian adalah Perpustakaan Islamic Center. Buku-buku berbahasa Indonesia selalu menjadi incaran, karena selain mengobati kerinduan, juga mendapatkan tambahan ilmu agama secara lebih signifkan. Namun, tentu saja hambatan yang muncul adalah jumlah judul buku yang ada, yang semestinya harus selalu bertambah dari waktu ke waktu.
Adalah PT Indiva Media Kreasi, sebuah penerbitan buku-buku Islami yang inspiratif berusaha menjawab tantangan sekaligus peluang sederhana ini. Penerbitan yang lahir di Surakarta sejak 2007 ini dalam visinya memang mencantumkan secara jelas, yaitu Penerbit islami yang profesional, mandiri, yang aktif menebarkan fikrah keislaman melalui media cetak dengan niat tulus menggapai ridha Ilahi serta menjadi rujukan keilmuan dari umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia. Maka tidak heran, ketika saya mengutarakan rencana saya berangkat ke Taiwan dan mengungkapkan kebutuhan buku di sana, maka dengan sigap jajaran manager Indiva, pak Herman Susilo dan bu Yeni Mulati (Afifah Afra) menyatakan kesanggupannya. Beberapa hari kemudian, satu dus penuh buku pun telah siap, sekitar 50-an buku dengan 23 judul buku siap untuk diterbangkan ke Taiwan, meramaikan perpustakaan Islamic Center di sana.
Tentu saja ini adalah sebuah amanah bagi saya, semoga batasan ukuran bagasi di pesawat yang cuma 20 kilogram tidak menyirnakan harapan mereka, saudara-saudara kita yang senantiasa menunggu pencerahan-pencerahan baru di Taiwan.
Semoga bermanfaat dan salam optimis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar