Sebuah Kisah unik dan menggelitik dituliskan oleh Ibnu Qudamah al Maqdasy dalam Kitab Mukhtasor Minhajul Muslim. Dikisahkan bahwa di jaman dahulu ada seorang pemuda yang mempunyai hobby maksiat yang nyleneh, yaitu ia biasa menyamar memakai baju wanita yang tertutup lalu ikut bergabung bersama mereka dalam perkumpulan dan kegiatan khusus wanita. Kalau dalam istilah kita, pemuda ini menyusup untuk curi-curi kesempatan dalam forum kaum perempuan, seperti arisan, pesta pernikahan dan yang sebagainya.
Dengan penyamaran tersebut, tentu ia leluasa ‘menikmati’ suasana dalam perkumpulan-perkumpulan tersebut. Mungkin gejolak pemuda dan syahwat yang menjadikannya berani melakukan hal yang aneh seperti itu.
Pada suatu kesempatan, pemuda ini pun mengulangi kembali hobi penyamaran nylenehnya tersebut. Maka ia pun masuk pada sebuah forum yang didalamnya kaum wanita berkumpul dan berbincang di antara mereka. Di tengah keasyikan pemuda itu menikmati suasana, tiba-tiba ada seorang yang melaporkan bahwa perhiasan mahalnya telah dicuri. Maka suasana pun berubah tegang. Semua sepakat untuk menutup pintu dan tidak boleh ada satupun yang keluar, kemudian beberapa petugas wanita akan memeriksa dan menggeledah semua yang hadir.
Maka petugas wanita itu pun mulai menggeledah satu persatu yang hadir untuk menemukan perhiasan tersebut. Sang pemuda ini pun gelisah bukan kepalang, keringat dingin bercucuran keluar. Bukan karena ia yang mencuri perhiasan, tetapi kedoknya kali ini pasti akan terbongkar dan tentu saja ia akan mendapati masalah besar di pengadilan. Penyamaran dan penyusupan seperti itu tentu menjadi sebuah kejahatan yang besar sekaligus memalukan. Harga diri dan cita keluarganya dengan mudah akan terjungkal dan terjerembab begitu rendah dalam pandangan kebanyakan orang.
Kegelisahan pemuda ini bertambah hebat, saat yang tersisa hanyalah tinggal dirinya dan seorang wanita yang lainnya. Disaat yang terjepit dan genting inilah, pemuda ini mengingat Allah SWT lalu dengan gemetar ia melantunkan doa sepenuh keikhlasan : “ Ya Allah, jika aku selamat dari pemeriksaan ini, maka sungguh aku tidak akan mengulangi lagi kemaksiatanku ini ya Allah ..... “. Bergetar hati dan lisan sang pemuda, mengharap pertolongan Allah sepenuh hati. Bertekad untuk bertaubat dan tidak mengulangi lagi kemaksiatannya.
Maka apa yang terjadi ? ternyata perhiasan tadi ditemukan ada pada seorang wanita terakhir yang disamping sang pemuda tadi. Maka kemudian dihentikanlah penggeledahan, semua berjalan normal, dan semuapun menarik nafas lega, terlebih sang pemuda nyleneh tadi.
Memang tidak disebutkan di akhir kisah, apakah pemuda tadi benar-benar bertaubat tidak mengulangi lagi hobby nyelenehnya atau tidak, namun setidaknya kisah di atas telah mampu menunjukkan makna kekuatan keikhlasan, khususnya dalam berdoa.
Semoga bermanfaat dan salam optimis di Senin pagi !
Dengan penyamaran tersebut, tentu ia leluasa ‘menikmati’ suasana dalam perkumpulan-perkumpulan tersebut. Mungkin gejolak pemuda dan syahwat yang menjadikannya berani melakukan hal yang aneh seperti itu.
Pada suatu kesempatan, pemuda ini pun mengulangi kembali hobi penyamaran nylenehnya tersebut. Maka ia pun masuk pada sebuah forum yang didalamnya kaum wanita berkumpul dan berbincang di antara mereka. Di tengah keasyikan pemuda itu menikmati suasana, tiba-tiba ada seorang yang melaporkan bahwa perhiasan mahalnya telah dicuri. Maka suasana pun berubah tegang. Semua sepakat untuk menutup pintu dan tidak boleh ada satupun yang keluar, kemudian beberapa petugas wanita akan memeriksa dan menggeledah semua yang hadir.
Maka petugas wanita itu pun mulai menggeledah satu persatu yang hadir untuk menemukan perhiasan tersebut. Sang pemuda ini pun gelisah bukan kepalang, keringat dingin bercucuran keluar. Bukan karena ia yang mencuri perhiasan, tetapi kedoknya kali ini pasti akan terbongkar dan tentu saja ia akan mendapati masalah besar di pengadilan. Penyamaran dan penyusupan seperti itu tentu menjadi sebuah kejahatan yang besar sekaligus memalukan. Harga diri dan cita keluarganya dengan mudah akan terjungkal dan terjerembab begitu rendah dalam pandangan kebanyakan orang.
Kegelisahan pemuda ini bertambah hebat, saat yang tersisa hanyalah tinggal dirinya dan seorang wanita yang lainnya. Disaat yang terjepit dan genting inilah, pemuda ini mengingat Allah SWT lalu dengan gemetar ia melantunkan doa sepenuh keikhlasan : “ Ya Allah, jika aku selamat dari pemeriksaan ini, maka sungguh aku tidak akan mengulangi lagi kemaksiatanku ini ya Allah ..... “. Bergetar hati dan lisan sang pemuda, mengharap pertolongan Allah sepenuh hati. Bertekad untuk bertaubat dan tidak mengulangi lagi kemaksiatannya.
Maka apa yang terjadi ? ternyata perhiasan tadi ditemukan ada pada seorang wanita terakhir yang disamping sang pemuda tadi. Maka kemudian dihentikanlah penggeledahan, semua berjalan normal, dan semuapun menarik nafas lega, terlebih sang pemuda nyleneh tadi.
Memang tidak disebutkan di akhir kisah, apakah pemuda tadi benar-benar bertaubat tidak mengulangi lagi hobby nyelenehnya atau tidak, namun setidaknya kisah di atas telah mampu menunjukkan makna kekuatan keikhlasan, khususnya dalam berdoa.
Semoga bermanfaat dan salam optimis di Senin pagi !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar