Kegelisahan selalu muncul saat ramadhan dan idul fitri menjelang. Kegembiraan dalam menjalankan ibadah dan menyambut hari raya seringkali terganggu dengan perbedaan penentuannya. Sebelum ini saya pernah menuangkan artikel yang berisi kegelisahan tersebut dengan judul : Permasalahan Hisab Rukyat di Indonesia , tentu saja harapan saya sederhana, dengan mengetahui asal-usul perbedaan yang ada, masyarakat bisa lebih toleransi dalam menyikapi hal tersebut di lapangan.
Namun tentu hal di atas sebatas upaya minimalis yang bergerak di wilayah grass root saja. Perlu langkah upaya konkrit yang bergerak di wilayah penentu kebijakan dan pihak-pihak yang selama ini terkait dalam masalah penentuan awal ramadhan dan idul fitri. Saya teringat beberapa tahun yang lalu Jusuf Kalla yang masih menjabat Wakil Presiden pun mengupayakan hal tersebut, dengan bolak-balik bersilaturahim ke ormas-ormas yang sering menjadi rujukan umat dalam hal ini. Upaya dan usaha memang harus terus digalang, karena mainstream besar perbedaan ternyata tidak sebatas mereka yang rukyah dan hisab, namun sebagian besar berkutat dalam masalah kriteria penentuan hisab itu sendiri yang berbeda-beda. Memang masih ada satu dua ormas kecil yang tidak bisa diganggu gugat, masih dengan kriteria rukyat semata tanpa hisab, itu juga perlu kita toleransi. Namun Nadhatul Ulama yang dikenal sebagai arus utama metode rukyat nampaknya dalam beberapa tahun belakangan ini sudah 'tanazul' dan siap berkomitmen dengan hisab selama dengan kriteria imkanur rukyat.
Disinilah langkah dan upaya koordinasi antar ormas perlu terus digalang. Metode hisab sebenarnya sudah dianggap setara dengan rukyat dari sisi legalitas syar'inya, namun tinggal penyatuan kriteria ukuran hilal itulah yang harus terus diupayakan. Bapak Thomas Jamaluddin sebagai pakar astronomi dari LAPAN tampaknya juga mengalami kegelisahan yang sama, maka beliau pun yang sudah malang melintang dalam hal ini pun memberikan gagasan dan usulan riil seputar penyatuan kalender bersama umat Islam.
Sungguh saya melihat ini sebuah harapan sekaligus tawaran akan masa depan penyatuan umat dan ukhuwah yang akan lebih baik dari masa ke masa. Sekarang tinggal menunggu pihak-pihak yang berkepentingan untuk masing-masing legowo untuk duduk bersama menyepakati kriteria yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan syar'i. Selamat legowo ..
Untuk pembahasan lebih lengkap seputar gagasan pak Thomas Jamaluddin, silahkan klik link berikut :
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/08/19/astronomi-memberi-solusi-penyatuan-ummat/
silahkan lihat juga artikel kami -- > Permasalahan Hisab Rukyat di Indonesia
semoga bermanfaat dan salam optimis
Namun tentu hal di atas sebatas upaya minimalis yang bergerak di wilayah grass root saja. Perlu langkah upaya konkrit yang bergerak di wilayah penentu kebijakan dan pihak-pihak yang selama ini terkait dalam masalah penentuan awal ramadhan dan idul fitri. Saya teringat beberapa tahun yang lalu Jusuf Kalla yang masih menjabat Wakil Presiden pun mengupayakan hal tersebut, dengan bolak-balik bersilaturahim ke ormas-ormas yang sering menjadi rujukan umat dalam hal ini. Upaya dan usaha memang harus terus digalang, karena mainstream besar perbedaan ternyata tidak sebatas mereka yang rukyah dan hisab, namun sebagian besar berkutat dalam masalah kriteria penentuan hisab itu sendiri yang berbeda-beda. Memang masih ada satu dua ormas kecil yang tidak bisa diganggu gugat, masih dengan kriteria rukyat semata tanpa hisab, itu juga perlu kita toleransi. Namun Nadhatul Ulama yang dikenal sebagai arus utama metode rukyat nampaknya dalam beberapa tahun belakangan ini sudah 'tanazul' dan siap berkomitmen dengan hisab selama dengan kriteria imkanur rukyat.
Disinilah langkah dan upaya koordinasi antar ormas perlu terus digalang. Metode hisab sebenarnya sudah dianggap setara dengan rukyat dari sisi legalitas syar'inya, namun tinggal penyatuan kriteria ukuran hilal itulah yang harus terus diupayakan. Bapak Thomas Jamaluddin sebagai pakar astronomi dari LAPAN tampaknya juga mengalami kegelisahan yang sama, maka beliau pun yang sudah malang melintang dalam hal ini pun memberikan gagasan dan usulan riil seputar penyatuan kalender bersama umat Islam.
Sungguh saya melihat ini sebuah harapan sekaligus tawaran akan masa depan penyatuan umat dan ukhuwah yang akan lebih baik dari masa ke masa. Sekarang tinggal menunggu pihak-pihak yang berkepentingan untuk masing-masing legowo untuk duduk bersama menyepakati kriteria yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan syar'i. Selamat legowo ..
Untuk pembahasan lebih lengkap seputar gagasan pak Thomas Jamaluddin, silahkan klik link berikut :
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/08/19/astronomi-memberi-solusi-penyatuan-ummat/
silahkan lihat juga artikel kami -- > Permasalahan Hisab Rukyat di Indonesia
semoga bermanfaat dan salam optimis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar