Mempersiapkan presentasi powerpoint terkadang begitu menyibukkan. Apalagi jika target kita membuat audien berbinar matanya, tertawa terbahak-bahak, atau bahkan menangis terisak-isak, tentu membutuhkan waktu penyiapan yang panjang. Segala perlengkapan 'perang' wajib dimasukkan untuk menambah hingar bingar suasana : dari mulai backsound yang khas menggetarkan jiwa, atau gambar aneh dan unik, atau potongan film yang menginspirasi. Saya yakin dibalik presentasi yang canggih memukai ada 'team' yang canggih, dan 'time' yang diperlukan.
Namun tidak semua sesuai kondisi, terkadang waktu membuat kita berpacu dalam menyiapkan presentasi. Bukan satu dua kali panitia acara menelpon saya memastikan kehadiran pembicara, sementara saya masih tegang menatap layar laptop dan memasukkan point-point dalam presentasi saya. Paling ribet saat membutuhkan gambar atau data pendukung, tiba-tiba koneksi internet memutuskan sepihak tanpa pengabaran. Akhirnya presentasi pun diselesaikan dengan bersahaja alias apa adanya.
Perkembangan zaman terus berganti. Jika dulu situs-situs porno dalam dua warsa terakhir menempati urusan teratas dalam konten yang paling banyak disinggahi, namun dalam dua tahun ini tampaknya penyedia situs xxx harus gigit jari, karena sosial media telah jauh mengungguli. Friendstier sempat gagah beberapa tahun, namun dilibas facebook. Facebook begitu cepat melesat, namun twitter merambat pelan masuk di hati para tokoh, artis dan politisi. Tentu saja banyak hikmah yang di dapat dari semua ini, khususnya yang disebut dengan Kultwit atau Kuliah Twitter.
Follow saja para tokoh negeri ini, politisi, ustadz atau birokrat, khususnya mereka yang punya branding pemikir, maka dengan mudah akan kita nikmati kuliah twitter yang terdiri dari kicauan-kicauan tentang sebuah hikmah atau peristiwa. Kicauan yang singkat itu menjadi penuh makna, saling melengkapi dan mudah di pahami saat disajikan berseri dalam sebuah kultwit. Tentu fenomena kultwit ini segera disambut dengan respon luar biasa. Para Facebooker mulai rajin copy paste kultwit untuk dituangkan dalam notenya. Blogger juga tidak ketinggalan sibuk memindah kultwit dari halaman twitter dalam postingan. Bahkan ada yang membuat blog khusus memuat kultwit-kultwit dari tokoh panutan.
Tidak ada yang aneh dan semua wajar. Namun pagi ini terasa berbeda, karena permintaan panitia Kajian Jumat Pagi di Magistra Utama School of Entrepreneurship agar saya menyiapkan slide yang begitu mendadak, akhirnya dari pada menghabiskan banyak waktu untuk menghias powerpoint sebagaimana biasa, kali ini saya cukup menuliskan point-point dengan kriteria terbatas bagaikan kultwit, dilengkapi dengan background dan kode-kode khas Twitter. Akhirnya selesai persiapan presentasi dengan waktu tak lebih dari 15 menit.
Menggunakan presentasi powerpoint alam Kuliah Twitter ternyata sangat menyenangkan, beberapa hal menjadi catatan antara lain :
Pertama : Karena point sangat terbatas, maka pengisi materi harus 'back to basic' untuk menggunakan kemampuan public speakingnya agar tetap menggugah audiens. Aksesori multi media tidak lagi dibutuhkan dalam hal ini, namun kembali ke intonasi, mimik dan tentu saja konten !
Kedua : Tampilan powerpoint dengan nuansa background twitter sangat cocok untuk berkicau di pagi hari. Auranya begitu sangat menyegarkan mata dan mengusir kantuk yang melambai-lambai. Sangat memungkinkan model ini pas di perkuliahan atau pertemuan pagi hari , tapi tidak di malam hari.
Ketiga : Tentu saja cocok untuk kalangan muda, yang memang menjadi -merujuk istilah Rhenald Kasali - (native digital) penduduk asli dunia maya , dan kurang cocok bagi para orang tua yang disebut dengan (immigrant digital) atau pendatang baru di dunia maya. Anda akan tampak sangat dekat dan bersahabat dengan audiens, dan tentu saja harapan follower meningkat segera tersaji dihadapan.
Silahkan download contoh sederhana Powerpoint Kultwit berikut ini :
http://www.4shared.com/file/TlVpD-1B/Kultwit.html
Semoga bermanfaat, salam optimis di hari Jumat yang penuh semangat!
Namun tidak semua sesuai kondisi, terkadang waktu membuat kita berpacu dalam menyiapkan presentasi. Bukan satu dua kali panitia acara menelpon saya memastikan kehadiran pembicara, sementara saya masih tegang menatap layar laptop dan memasukkan point-point dalam presentasi saya. Paling ribet saat membutuhkan gambar atau data pendukung, tiba-tiba koneksi internet memutuskan sepihak tanpa pengabaran. Akhirnya presentasi pun diselesaikan dengan bersahaja alias apa adanya.
Perkembangan zaman terus berganti. Jika dulu situs-situs porno dalam dua warsa terakhir menempati urusan teratas dalam konten yang paling banyak disinggahi, namun dalam dua tahun ini tampaknya penyedia situs xxx harus gigit jari, karena sosial media telah jauh mengungguli. Friendstier sempat gagah beberapa tahun, namun dilibas facebook. Facebook begitu cepat melesat, namun twitter merambat pelan masuk di hati para tokoh, artis dan politisi. Tentu saja banyak hikmah yang di dapat dari semua ini, khususnya yang disebut dengan Kultwit atau Kuliah Twitter.
Follow saja para tokoh negeri ini, politisi, ustadz atau birokrat, khususnya mereka yang punya branding pemikir, maka dengan mudah akan kita nikmati kuliah twitter yang terdiri dari kicauan-kicauan tentang sebuah hikmah atau peristiwa. Kicauan yang singkat itu menjadi penuh makna, saling melengkapi dan mudah di pahami saat disajikan berseri dalam sebuah kultwit. Tentu fenomena kultwit ini segera disambut dengan respon luar biasa. Para Facebooker mulai rajin copy paste kultwit untuk dituangkan dalam notenya. Blogger juga tidak ketinggalan sibuk memindah kultwit dari halaman twitter dalam postingan. Bahkan ada yang membuat blog khusus memuat kultwit-kultwit dari tokoh panutan.
Tidak ada yang aneh dan semua wajar. Namun pagi ini terasa berbeda, karena permintaan panitia Kajian Jumat Pagi di Magistra Utama School of Entrepreneurship agar saya menyiapkan slide yang begitu mendadak, akhirnya dari pada menghabiskan banyak waktu untuk menghias powerpoint sebagaimana biasa, kali ini saya cukup menuliskan point-point dengan kriteria terbatas bagaikan kultwit, dilengkapi dengan background dan kode-kode khas Twitter. Akhirnya selesai persiapan presentasi dengan waktu tak lebih dari 15 menit.
Menggunakan presentasi powerpoint alam Kuliah Twitter ternyata sangat menyenangkan, beberapa hal menjadi catatan antara lain :
Pertama : Karena point sangat terbatas, maka pengisi materi harus 'back to basic' untuk menggunakan kemampuan public speakingnya agar tetap menggugah audiens. Aksesori multi media tidak lagi dibutuhkan dalam hal ini, namun kembali ke intonasi, mimik dan tentu saja konten !
Kedua : Tampilan powerpoint dengan nuansa background twitter sangat cocok untuk berkicau di pagi hari. Auranya begitu sangat menyegarkan mata dan mengusir kantuk yang melambai-lambai. Sangat memungkinkan model ini pas di perkuliahan atau pertemuan pagi hari , tapi tidak di malam hari.
Ketiga : Tentu saja cocok untuk kalangan muda, yang memang menjadi -merujuk istilah Rhenald Kasali - (native digital) penduduk asli dunia maya , dan kurang cocok bagi para orang tua yang disebut dengan (immigrant digital) atau pendatang baru di dunia maya. Anda akan tampak sangat dekat dan bersahabat dengan audiens, dan tentu saja harapan follower meningkat segera tersaji dihadapan.
Silahkan download contoh sederhana Powerpoint Kultwit berikut ini :
http://www.4shared.com/file/TlVpD-1B/Kultwit.html
Semoga bermanfaat, salam optimis di hari Jumat yang penuh semangat!
Assalaamu 'alaykum Ustadz Hatta,
BalasHapusFile-nya not found katanya. Apakah bisa diupload kembali, ustadz?
Jazakallaahu khairan.