Miqdad bin Amr dikenal sebagai fursan atau penunggang kuda pertama dalam sejarah Islam. Penunggang kuda bukan tugas biasa2 saja. Fursan adalah pasukan yang berada digaris depan, dan menjadi target empuk sasaran panah lawan, dialah daya dobrak pasukan. Dalam perang badar, hanya tiga saja penunggang kuda ! yang lainnya berjalan kaki dan mengendarai onta. Miqdad bin Amr termasuk yang pertama masuk islam, dia ada dalam urutan ke tujuh mereka yang gagah memproklamirkan keislamannya.
Perannya dalam perang Badr, membuat Ibnu Mas'ud terkagum seraya menyatakan : posisi Miqdad saat itu lebih aku cintai dari dunia seisinya. Perang badar ujian berat kaum muslimin yg masih sedikit, tak terduga menyambut musuh yg begitu kuat tertata, pilihan berat ada dihadapan. Maka Rasul yang mulia pun membuka majelis musyawarah, agar yang ragu menjadi kuat, yang takut menjadi semangat, semua bebas berpendapat. Setelah Abu bakar dan Umar mengungkapkan persetujuannya untuk terus mendukung Rasul bergerak maju, giliran Miqdad mengajukan pendapatnya.
Ucapan Miqdad melenggang melintasi sejarah, terngiang begitu gagah melibas gundah dan ragu di dada sebagian besar prajurit badar. Miqdad berteriak lantang :
Ucapan tersebut memotivasi sahabat lainnya, membakar semangat untuk total berjuang, membuat Saad bin Muadz dari Anshor terpana, dan berucap lantang memotivasi kaumnya. Bahkan Rasulullah SAW pun tersenyum dan mendoakannya. Dilain kesempatan sabda beliau begitu menggugah kita tentang sosok Miqdad : “Tuhanku memerintahkanku untuk mencintaimu, dan memberitahukan kepadaku bahwa Dia mencintaimu !” .
Maka Pasukan badar pun bergejolak hebat, siap menerjang pasukan kekufuran. Miqdad sang penunggang kuda mendobrak di barisan depan. Motivasi Miqdad bin Amr melecuti semangat mereka bak ribuan cambuk dihentakkan bersamaan. Tiga ratus pasukan Tauhid pada hari itu mencatatkan kemenangan bersejarah, yang mengundang keridhoan abadi dari Robbul Izzati.
Hari ini, saat perjuangan terasa berat, musuh seolah begitu kuat, godaan dan tantangan menyeruak begitu hebat, maka kita membutuhkan kembali sosok-sosok Miqdad yang mampu memotivasi kita, melecutkan semangat untuk melanjutkan perjuangan menuju kemenangan dunia akhirat.
disarikan dari materi Kuliah Shubuh Kajian Siroh Sahabat yang saya ampu, di Masjid Agung Surakarta, Kamis 6 Oktober 2011. semoga bermanfaat dan salam optimis
Perannya dalam perang Badr, membuat Ibnu Mas'ud terkagum seraya menyatakan : posisi Miqdad saat itu lebih aku cintai dari dunia seisinya. Perang badar ujian berat kaum muslimin yg masih sedikit, tak terduga menyambut musuh yg begitu kuat tertata, pilihan berat ada dihadapan. Maka Rasul yang mulia pun membuka majelis musyawarah, agar yang ragu menjadi kuat, yang takut menjadi semangat, semua bebas berpendapat. Setelah Abu bakar dan Umar mengungkapkan persetujuannya untuk terus mendukung Rasul bergerak maju, giliran Miqdad mengajukan pendapatnya.
Ucapan Miqdad melenggang melintasi sejarah, terngiang begitu gagah melibas gundah dan ragu di dada sebagian besar prajurit badar. Miqdad berteriak lantang :
Ya Rasulullah, jangan ragu!
Laksanakan apa yang dititahkan Allah. Kami akan bersamamu.
Demi Allah kami tidak akan berkata spt yg dikatakan Bani Israel kpd Musa, Pergilah kamu bersama Tuhanmu & berperanglah! Kami duduk2 di sini.
Tetapi kami akan mengatakan kepadamu, ‘Pergilah bersama Tuhanmu dan berperanglah! Kami akan berperang di sampingmu.’
Demi yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran! Seandainya engkau membawa kami menerjuni lautan lumpur, kami akan patuh.
Kami akan berjuang bersamamu dengan gagah berani hingga mencapai tujuan, dan kami akan bertempur di sebelah kanan dan di sebelah kirmu, di bagian depan dan di bagian belakangmu, sampai Allah memberimu kemenangan.”
Ucapan tersebut memotivasi sahabat lainnya, membakar semangat untuk total berjuang, membuat Saad bin Muadz dari Anshor terpana, dan berucap lantang memotivasi kaumnya. Bahkan Rasulullah SAW pun tersenyum dan mendoakannya. Dilain kesempatan sabda beliau begitu menggugah kita tentang sosok Miqdad : “Tuhanku memerintahkanku untuk mencintaimu, dan memberitahukan kepadaku bahwa Dia mencintaimu !” .
Maka Pasukan badar pun bergejolak hebat, siap menerjang pasukan kekufuran. Miqdad sang penunggang kuda mendobrak di barisan depan. Motivasi Miqdad bin Amr melecuti semangat mereka bak ribuan cambuk dihentakkan bersamaan. Tiga ratus pasukan Tauhid pada hari itu mencatatkan kemenangan bersejarah, yang mengundang keridhoan abadi dari Robbul Izzati.
Hari ini, saat perjuangan terasa berat, musuh seolah begitu kuat, godaan dan tantangan menyeruak begitu hebat, maka kita membutuhkan kembali sosok-sosok Miqdad yang mampu memotivasi kita, melecutkan semangat untuk melanjutkan perjuangan menuju kemenangan dunia akhirat.
disarikan dari materi Kuliah Shubuh Kajian Siroh Sahabat yang saya ampu, di Masjid Agung Surakarta, Kamis 6 Oktober 2011. semoga bermanfaat dan salam optimis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar