Musim penghujan telah tiba menyapa kita. Ada rasa gembira, juga terkadang muncul rasa was-was, mengingat ancaman bencana banjir setiap saat bisa melanda. Bagi kita kaum muslimin, musim penghujan harus menjadi momentum meningkatkan keimananan, sekaligus mengoptimalkan pahala dengan beribadah di dalamnya. Yang pertama, adalah mensyukuri sepenuh hati turunnya hujan sebagai anugerah dari Allah SWT dan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Firman Allah SWT : “dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur “ (QS Fushilat 39).
Kita tinggal di bumi Indonesia yang beriklim tropis, seharusnya merasa bersyukur karena mendapatkan limpahan hujan yang lebih banyak. Di belahan bumi yang lain, negara Sudan misalnya, hujan dalam setahun hanya turun beberapa kali pada bulan Agustus saja. Kita juga menghayati bagaimana dengan air hujan yang menyirami bumi itu, hari ini kita dapat menikmati dan mengkonsumsi aneka ragam makanan yang lezat bergizi. Karena itu semualah rasa syukur di musim hujan haruslah dipanjatkan. Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar menyebutkan : “Dianjurkan untuk bersyukur kepada Allah atas curahan nikmat ini, yaitu nikmat diturunkannya hujan”
Yang kedua, Selain meningkatkan keimanan dan rasa syukur, musim hujan hendaknya menjadikan momentum bagi kita untuk lebih mengkhusyukkan hati, takut dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak selayaknya kita bertakabbur apalagi bermaksiat, sementara dihadapan kita hujan turun sebagai bukti keagungan Allah SWT. Rasa was-was dan gelisah saat hujan akan turun, juga ditampakkan oleh Rasulullah SAW sang tauladan. Ketika ibunda Aisyah terheran mengapa wajah beliau yang mulia begitu muram saat melihat awan mendung berarak mendekat, maka beliaupun menjelaskan : “Wahai Aisyah tidak ada yang memberi keamanan aku akan datangnya adzab yang telah mengadzab suatu kaum dengan angin (kencang), padahal kaum tersebut melihat adzab itu lalu mereka mengatakan: 'Ini hanya mendung yang akan menurunkan hujan kepada kami’-QS. Al Ahqaf 24- (HR. Bukari dan Muslim).
Turunnya hujan yang lebat seharusnya mampu menghancurkan kesombongan dalam diri manusia, untuk diganti dengan rasa takut penuh pengharapan hanya kepada Allah SWT. Kita pun diajarkan saat hujan turun dengan lebat, untuk meminta keselamatan dengan berdoa : “Ya Allah turunkanlah hujan di daerah sekitar kami, bukan di daerah kami. Turunkanlah hujan di perbukitan, pegunungan, di lembah-lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan” (HR Bukhori Muslim)
Yang ketiga, musim penghujan membuka peluang pahala dengan mengoptimalkan beberapa ragam ibadah dan anjuran di dalamnya. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah memperbanyak doa saat turun hujan, yang termasuk dalam kategori waktu yang mudah dikabulkannya doa-doa kita. Rasulullah SAW menganjurkan hal ini dengan jelas dalam sabdanya : “Bergegaslah berdo’a di waktu-waktu yang mustajab, yaitu ketika bertemunya dua pasukan di medan pertempuran, ketika shalat hendak dilaksanakan, dan turunnya hujan”. (HR Baihaqi). Selain memperbanyak doa, dianjurkan pula mencari keberkahan dari air hujan yang baru turun sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dalam riwayat yang shohih, dan begitu pula dengan menggunakan air hujan untuk berwudhu. Rasulullah SAW memberi alasan mengapa beliau bersemangat merasakan berkah air hujan dengan mengatakan : “ karena ia (air hujan) baru saja tercipta dari sisi Tuhan-nya” (HR Muslim).
Selain itu semua, setiap ibadah yang kita rasakan berat menjalaninya -khususnya dalam musim hujan ini- namun tetap kita tunaikan, insya Allah bernilai pahala yang lebih dan berlipat-libat. Dalam riwayat Muslim Rasulullah SAW pernah mengajarkan pada para sahabat, amalan-amalan yang membuat derajat kita meningkat serta terhapus dosa-dosa, diantara amal tersebut adalah : menyempurnakan wudhu di saat yang berat atau dingin luar biasa. Akhirnya, Semoga kita semua mampu mewujudkan musim penghujan yang penuh keberkahan. Wallahu a’lam
*dimuat di Rubrik Tausiyah Suara Merdeka Suara Solo, Jumat 9 Desember 2011
Kita tinggal di bumi Indonesia yang beriklim tropis, seharusnya merasa bersyukur karena mendapatkan limpahan hujan yang lebih banyak. Di belahan bumi yang lain, negara Sudan misalnya, hujan dalam setahun hanya turun beberapa kali pada bulan Agustus saja. Kita juga menghayati bagaimana dengan air hujan yang menyirami bumi itu, hari ini kita dapat menikmati dan mengkonsumsi aneka ragam makanan yang lezat bergizi. Karena itu semualah rasa syukur di musim hujan haruslah dipanjatkan. Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar menyebutkan : “Dianjurkan untuk bersyukur kepada Allah atas curahan nikmat ini, yaitu nikmat diturunkannya hujan”
Yang kedua, Selain meningkatkan keimanan dan rasa syukur, musim hujan hendaknya menjadikan momentum bagi kita untuk lebih mengkhusyukkan hati, takut dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak selayaknya kita bertakabbur apalagi bermaksiat, sementara dihadapan kita hujan turun sebagai bukti keagungan Allah SWT. Rasa was-was dan gelisah saat hujan akan turun, juga ditampakkan oleh Rasulullah SAW sang tauladan. Ketika ibunda Aisyah terheran mengapa wajah beliau yang mulia begitu muram saat melihat awan mendung berarak mendekat, maka beliaupun menjelaskan : “Wahai Aisyah tidak ada yang memberi keamanan aku akan datangnya adzab yang telah mengadzab suatu kaum dengan angin (kencang), padahal kaum tersebut melihat adzab itu lalu mereka mengatakan: 'Ini hanya mendung yang akan menurunkan hujan kepada kami’-QS. Al Ahqaf 24- (HR. Bukari dan Muslim).
Turunnya hujan yang lebat seharusnya mampu menghancurkan kesombongan dalam diri manusia, untuk diganti dengan rasa takut penuh pengharapan hanya kepada Allah SWT. Kita pun diajarkan saat hujan turun dengan lebat, untuk meminta keselamatan dengan berdoa : “Ya Allah turunkanlah hujan di daerah sekitar kami, bukan di daerah kami. Turunkanlah hujan di perbukitan, pegunungan, di lembah-lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan” (HR Bukhori Muslim)
Yang ketiga, musim penghujan membuka peluang pahala dengan mengoptimalkan beberapa ragam ibadah dan anjuran di dalamnya. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah memperbanyak doa saat turun hujan, yang termasuk dalam kategori waktu yang mudah dikabulkannya doa-doa kita. Rasulullah SAW menganjurkan hal ini dengan jelas dalam sabdanya : “Bergegaslah berdo’a di waktu-waktu yang mustajab, yaitu ketika bertemunya dua pasukan di medan pertempuran, ketika shalat hendak dilaksanakan, dan turunnya hujan”. (HR Baihaqi). Selain memperbanyak doa, dianjurkan pula mencari keberkahan dari air hujan yang baru turun sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dalam riwayat yang shohih, dan begitu pula dengan menggunakan air hujan untuk berwudhu. Rasulullah SAW memberi alasan mengapa beliau bersemangat merasakan berkah air hujan dengan mengatakan : “ karena ia (air hujan) baru saja tercipta dari sisi Tuhan-nya” (HR Muslim).
Selain itu semua, setiap ibadah yang kita rasakan berat menjalaninya -khususnya dalam musim hujan ini- namun tetap kita tunaikan, insya Allah bernilai pahala yang lebih dan berlipat-libat. Dalam riwayat Muslim Rasulullah SAW pernah mengajarkan pada para sahabat, amalan-amalan yang membuat derajat kita meningkat serta terhapus dosa-dosa, diantara amal tersebut adalah : menyempurnakan wudhu di saat yang berat atau dingin luar biasa. Akhirnya, Semoga kita semua mampu mewujudkan musim penghujan yang penuh keberkahan. Wallahu a’lam
*dimuat di Rubrik Tausiyah Suara Merdeka Suara Solo, Jumat 9 Desember 2011
LANJUTKAN :)
BalasHapus