Kajian Ahad Pagi IKADI Sragen 18 Maret 2012, kali ini saya mengangkat tema yang ringan : Adab dan Fiqh Tidur. Mengapa persoalan tidur perlu dibahas begitu mendetil kali ini ? Bukankah ia sekedar kebiasaan fitrah belaka yang tak harus dihubung-hubungkan dengan syariah. Pertama kita harus sepakat bahwa agama Islam mengatur seluruh rangkaian aktifitas manusia, indoor dan outdoor, dari mulai bangun pagi sampai beranjak tidur. Yang kedua, kegiatan tidur adalah aktifitas manusia dengan durasi yang tidak bisa diremehkan.
Jika kita ambil sampel sederhana, berapa jam sehari kita menggunakannya untuk tidur dan beristirahat, maka akan keluar prosentase sekitar sepertiga atau bahkan lebih dari 24 jam sehari yang kita miliki. Jika diperluas lagi, maka hampir-hampir dalam seumur hidup kita, sepertiganya kita gunakan untuk tidur semata. Jika seorang berusia 60 tahun, maka 20 tahun diantaranya adalah buaian alam mimpi belaka.
Sepertiga dari total kehidupan kita adalah bukan durasi waktu sebuah kegiatan yang pantas untuk dilalaikan. Perlu kesungguhan sekaligus pemahaman untuk menerapkan "tidur dan istirahat' yang sesuai aturan syariah, hingga benar-benar berbuah pahala. Inilah yang ditangkap dengan cepat oleh sahabat Muadz bin Jalan yang mengatakan : Sungguh aku ini mengharapa pahala dalam tidurku, sebagaimana aku mengharap pahala dari solatku ". Maka marilah jadikan tidur kita bukan hanya kebiasaan semata, namun juga ladang kita mendulang pahala.
Berikut link download presentasi sederhana kami,
http://www.4shared.com/file/BWbMcF9D/23_Fiqh_dan_Adab_Beristirahat.html
semoga bermanfaat dan salam optimis.
Jika kita ambil sampel sederhana, berapa jam sehari kita menggunakannya untuk tidur dan beristirahat, maka akan keluar prosentase sekitar sepertiga atau bahkan lebih dari 24 jam sehari yang kita miliki. Jika diperluas lagi, maka hampir-hampir dalam seumur hidup kita, sepertiganya kita gunakan untuk tidur semata. Jika seorang berusia 60 tahun, maka 20 tahun diantaranya adalah buaian alam mimpi belaka.
Sepertiga dari total kehidupan kita adalah bukan durasi waktu sebuah kegiatan yang pantas untuk dilalaikan. Perlu kesungguhan sekaligus pemahaman untuk menerapkan "tidur dan istirahat' yang sesuai aturan syariah, hingga benar-benar berbuah pahala. Inilah yang ditangkap dengan cepat oleh sahabat Muadz bin Jalan yang mengatakan : Sungguh aku ini mengharapa pahala dalam tidurku, sebagaimana aku mengharap pahala dari solatku ". Maka marilah jadikan tidur kita bukan hanya kebiasaan semata, namun juga ladang kita mendulang pahala.
Berikut link download presentasi sederhana kami,
http://www.4shared.com/file/BWbMcF9D/23_Fiqh_dan_Adab_Beristirahat.html
semoga bermanfaat dan salam optimis.
terima kasih buat powerpointnya.Mau saya tunjukan ke anak saya.Gimana adab seputar istirahat dan tidur itu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus