"Bapak kamu tukang AC ya ? ". Mendengar awalan dialog di atas, kita langsung tahu dan ingat rayuan gombal khas Andre Taulani OVJ. Bukan hanya di televisi, namun juga sudah merambah update status di Facebook dan Timeline di Twitter. Wal hasil, rayuan gombal ini sukses memberi kesan di hati banyak orang, meski lebih tepatnya adalah kesan guyonan dan tak lebih dari itu.
Saya membayangkan, jika seandainya rayuan gombal tersebut dimanfaatkan oleh para suami ataupun istri untuk mewarnai hari-hari mereka, tentulah akan lebih bermanfaat dan efeknya akan jauh luar biasa. Segombal-gombalnya rayuan suami kepada istrinya, bisa dipastikan tetap akan membuat hati istrinya tersipu dan wajahnya pun memerah malu. Ini bukan analisa atau perkiraan, tapi tested already, sudah dipraktekan dan akan terus dipraktekan.
Mengapa yang gombal pun bisa membuat istri melayang ? Mudah saja jawabannya. Setiap hari pasangan suami istri itu telah melewati momentum-momentum suka duka yang telah membuktikan kesungguhan cinta diantara mereka. Bahwa keduanya saling mencintai, saling membutuhkan satu sama lainnya, itu sudah jelas dihadapan mata. Maka realitas cinta nan indah itu hanya tinggal membutuhkan sentuhan akhir yaitu ‘pernyataan dan ikrar’ cinta. Inilah yang semestinya diwujudkan dalam bentuk rayuan-rayuan gombal.
Mungkin ada keraguan, bagaimana kalau tidak seheboh kenyataannya, artinya cinta yang ada biasa-biasa saja, bukankah itu mengarah ke kedustaan yang kita dilarang untuk mempraktekannya ?. Gombal dalam merayu suami / istri bukanlah sebuah kebohongan yang tercela, namun ia adalah celah yang diberikan syariat kepada para suami untuk membahagiakan istrinya. Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan hadits dimana Rasulullah SAW bersabda: “Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu) suami pada istrinya untuk menyenangkannya, bohong dalam perang, dan bohong untuk mendamaikan diantara manusia”. (HR Tirmidzi)
Lihatlah kebohongan suami untuk menyenangkan dan membahagiakan istrinya menjadi sesuatu yang wajar dan boleh. Tentu saja yang dimaksud kebolehan disini bukanlah dusta filosofis atau yang menyangkut hal-hal signifikan dan penting dalam kehidupan rumah tangga. Saya meyakini yang dimaksud kebolehan dalam berdusta ini adalah untuk meluncurkan rayuan-rayuan gombal dengan tujuan menyenangkan dan membahagiakan istrinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Rasulullah SAW, adakah rayuan gombal di dalamnya ? Jangan takut, meski hanya mirip-mirip ‘gombal;, namun ada rayuan indah Rasulullah SAW yang tercatat dalam riwayat. Muhammad Qutb dalam bukunya Aisyah, Guru Teladan Kaum Pria, menceritakan dialog rayuan ini :
Aisyah : “ Bagaimana cintamu padaku ? “.
Rasulullah SAW : “Bagai untaian tali ! “.
Aisyah : “ Bagaimana untaian itu ya Rasul ? “
Rasulullah SAW : “ Ia selalu awet dalam keadaan seperti semula “.
Nah, lihatlah Rasulullah SAW dan rayuannya pada Aisyah yang tentu saja berakhir dengan wajah memerah khas khumairah nan tersipu malu. Giliran Anda para suami gombal , ayo merahkan wajahnya ....
Semoga bermanfaat dan salam optimis !
apik..apik..
BalasHapusjd inget tad, sy prnh dibuat merah padam sm suami dg rayuannya. di pertemuan pegw yayasan, 100an orang bayangin! suami mdekati sy ...trs bilang 'i lop u' di depan forum ! aaaaa....! untung gak pingsan..