Setiap kali berbicara tentang metode pengajaran, ceramah atau ketrampilan training dan public speaking, saya senantiasa teringat dengan hadits yang cukup panjang yang berkisah tentang pengajaran pokok-pokok agama Islam yang dilakukan oleh malaikat jibril as kepada para sahabat. Hadits ini cukup populer, dan terdapat di urutan kedua pada kumpulan hadits arbain an-nawawiyah. Untuk lebih memperdalam penghayatan dan bahasan, mari kita ulang kembali terjemahan matan hadits tersebut berikut ini :
Dari Umar bin Khottob radhiallahuanhu dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Hadits di atas secara umum mengandung intisari ajaran Islam, yaitu tentang Iman, Islam dan Ihsan. Namun selain itu, kita juga bisa mengambil pelajaran lain dari paparan kisah tersebut, khususnya yang terkait dengan bagaimana seorang guru, pengajar atau trainer mencontoh tips-tips yang dijalankan oleh Malaikat jibril dalam presentasinya ditengah para sahabat.
Tips Pertama : Menjaga Penampilan Trainer
Dalam hadist disebutkan bagaimana malaikat Jibril yang merubah dari dalam bentuk manusia, menggunakan pakaian yang sangat putih bersih, dan juga tatanan rambut yang rapi dan hitam mengkilat. Umar bin Khottob mendeskripsikan dengan begitu indah dan lugas : " tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam ". Maka pelajaran yang bisa diambil, betapa pentingnya penampilan bagi seorang yang akan mengajarkan ilmu dan kebaikan. Memang kita bukanlah termasuk mereka yang mengukur tampilan luar sebagai hal segala-galanya, namun jika ingin menarik dan memikat hati mereka yang mungkin tidak mengenal kita, salah satunya adalah menggunakan busana yang terpercaya.
Diakui atau tidak, selain bisa menimbulkan penghargaan lebih dari pendengar atau peserta training, sebenarnya sisi yang lain adalah menambah rasa percaya diri seorang trainer ketika akan mempresentasikan paparannya. Dalam hal ini, rasanya tidak perlu kita mengikuti 'madzhab' Bob Sadino yang kemana-kemana cukup menggunakan celana pendek, bahkan dalam mengisi kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa sekalipun.
Kedua : Membangun Kedekatan dan Komunikasi dengan Bertanya
Salah satu ciri khas pengajaran dalam hadits ini adalah menggunakan cara bertanya. Malaikat Jibril bertanya kepada Rasululullah tentang : apakah arti Iman, Islam dan Ihsan secara berturut-turut. Dalam banyak hadits lain, giliran Rasulullah SAW yang juga bertanya kepada sahabat untuk menarik perhatian. Apalagi jika seorang berbicara dihadapan mereka yang baru mengenalnya, maka diperlukan usaha membangun kedekatan lebih lanjut, yang bukan hanya sekedar tatapan mata dan senyuman yang berwibawa, namun juga lebih dari itu pertanyaan yang memancing dan menggugah, khususnya tentang betapa penting point bahasan yang akan dikaji pada saat itu.
Ketiga : Memberikan Paparan dengan Jelas dan Sistematis
Jawaban-jawaban yang diberikan Rasulullah SAW tentang pertanyaan Iman, Islam dan Ihsan senantiasa diungkapkan dengan singkat, jelas dan sistematis. Jawabannya bukan sesuatu yang terlihat ragu ataupun terlampau umum hingga pudar begitu saja tanpa kesan sama sekali. Namun jawaban yang begitu sistematis dan setiap point mempunyai kekuatannya. Ini salah satu contoh bagaimana proses transfer materi dan ilmu dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, karena dalam kesempatan lain beliau juga menggunakan metode bertutur dan berkisah, yang pada kesempatan itu juga berhasil membuat para sahabat ternganga dan tergugah.
Seorang trainer bisa jadi mempunyai banyak cerita, kisah, anekdot dan jokes untuk membuat hati peserta menjadi riang dan wajah tertawa dengan mudahnya, namun jangan lupa untuk mengkaitkan itu semua dengan point yang ingin disampaikan. Membuat simpulan yang mudah di akhir presentasi atau ditengahnya, agar peserta tahu dan yakin inilah oleh-oleh dan bekal yang harus dibawanya saat keluar keruangan nantinya.
Rasulullah SAW kali itu menjadi fasilitator yang handal, bahkan beliau baru memperkenalkan sang trainer di akhir acara : Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Saya dan Anda mampu mewujudkannya. Salam optimis dan semoga bermanfaat.
Dari Umar bin Khottob radhiallahuanhu dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Hadits di atas secara umum mengandung intisari ajaran Islam, yaitu tentang Iman, Islam dan Ihsan. Namun selain itu, kita juga bisa mengambil pelajaran lain dari paparan kisah tersebut, khususnya yang terkait dengan bagaimana seorang guru, pengajar atau trainer mencontoh tips-tips yang dijalankan oleh Malaikat jibril dalam presentasinya ditengah para sahabat.
Tips Pertama : Menjaga Penampilan Trainer
Dalam hadist disebutkan bagaimana malaikat Jibril yang merubah dari dalam bentuk manusia, menggunakan pakaian yang sangat putih bersih, dan juga tatanan rambut yang rapi dan hitam mengkilat. Umar bin Khottob mendeskripsikan dengan begitu indah dan lugas : " tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam ". Maka pelajaran yang bisa diambil, betapa pentingnya penampilan bagi seorang yang akan mengajarkan ilmu dan kebaikan. Memang kita bukanlah termasuk mereka yang mengukur tampilan luar sebagai hal segala-galanya, namun jika ingin menarik dan memikat hati mereka yang mungkin tidak mengenal kita, salah satunya adalah menggunakan busana yang terpercaya.
Diakui atau tidak, selain bisa menimbulkan penghargaan lebih dari pendengar atau peserta training, sebenarnya sisi yang lain adalah menambah rasa percaya diri seorang trainer ketika akan mempresentasikan paparannya. Dalam hal ini, rasanya tidak perlu kita mengikuti 'madzhab' Bob Sadino yang kemana-kemana cukup menggunakan celana pendek, bahkan dalam mengisi kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa sekalipun.
Kedua : Membangun Kedekatan dan Komunikasi dengan Bertanya
Salah satu ciri khas pengajaran dalam hadits ini adalah menggunakan cara bertanya. Malaikat Jibril bertanya kepada Rasululullah tentang : apakah arti Iman, Islam dan Ihsan secara berturut-turut. Dalam banyak hadits lain, giliran Rasulullah SAW yang juga bertanya kepada sahabat untuk menarik perhatian. Apalagi jika seorang berbicara dihadapan mereka yang baru mengenalnya, maka diperlukan usaha membangun kedekatan lebih lanjut, yang bukan hanya sekedar tatapan mata dan senyuman yang berwibawa, namun juga lebih dari itu pertanyaan yang memancing dan menggugah, khususnya tentang betapa penting point bahasan yang akan dikaji pada saat itu.
Ketiga : Memberikan Paparan dengan Jelas dan Sistematis
Jawaban-jawaban yang diberikan Rasulullah SAW tentang pertanyaan Iman, Islam dan Ihsan senantiasa diungkapkan dengan singkat, jelas dan sistematis. Jawabannya bukan sesuatu yang terlihat ragu ataupun terlampau umum hingga pudar begitu saja tanpa kesan sama sekali. Namun jawaban yang begitu sistematis dan setiap point mempunyai kekuatannya. Ini salah satu contoh bagaimana proses transfer materi dan ilmu dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, karena dalam kesempatan lain beliau juga menggunakan metode bertutur dan berkisah, yang pada kesempatan itu juga berhasil membuat para sahabat ternganga dan tergugah.
Seorang trainer bisa jadi mempunyai banyak cerita, kisah, anekdot dan jokes untuk membuat hati peserta menjadi riang dan wajah tertawa dengan mudahnya, namun jangan lupa untuk mengkaitkan itu semua dengan point yang ingin disampaikan. Membuat simpulan yang mudah di akhir presentasi atau ditengahnya, agar peserta tahu dan yakin inilah oleh-oleh dan bekal yang harus dibawanya saat keluar keruangan nantinya.
Rasulullah SAW kali itu menjadi fasilitator yang handal, bahkan beliau baru memperkenalkan sang trainer di akhir acara : Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Saya dan Anda mampu mewujudkannya. Salam optimis dan semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar