|
perpustakaan keluarga tahun 2010 |
Membaca bagi sebagian orang adalah aktifitas yang sangat menyenangkan. Ada pepatah yang mengungkapkan, buku adalah sahabat terbaik dikala menyendiri. Banyak para tokoh negeri ini menghabiskan masa pengasingan dan penjara dengan sekeranjang buku yang menemani. Dan buku bagi mereka adalah aset yang nyata dan berharga, dibawa turut serta kemanapun mereka berada. Bung Hatta misalnya, saat akan pulang dari pengasingan di Banda Neira, memperjuangkan satu peti bukunya untuk ikut dibawa bersama pesawat kecil yang menjemputnya. Demikian des Alwi menceritakan dalam bukunya Pertempuran Surabaya. Tokoh lain yang dikenal dengan koleksi buku dan perpustakaan besarnya adalah BJ Habibie dan Jenderal Besar AH Nasution. Perpustakaan BJ Habibie yang besar dengan susunan lemari buku bertingkat dua kini akan dibuka untuk umum. Sementara AH Nasution setelah meninggal bukan saja meninggalkan perpustakaan saja, tetapi juga beliau mewariskan banyak pemikiran. Buku yang dikarangnya menjadi aset berharga bagi bangsa ini, khususnya seputar sejarah militer dan perjuangan di masa revolusi fisik 1945-1950. Bukunya tentang pokok-pokok perang gerilya pun dikatakan menjadi salah satu bahan ajar di akademi militer west point Amerika Serikat, bahkan tidak berlebihan jika dikatakan salah satu kunci kemenangan gerilya pasukan vietkong adalah hasil inspirasi dan mempelajari 'kitab suci' perang gerilya tersebut.
Mewariskan ilmu dan buku, mengingatkan saya sebuah sabda Rasulullah SAW, beliau menyatakan : S
esungguhnya para Nabi tidak mewariskan
dirham tidak pula dinar. Mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang
mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang besar (HR Ahmad ). Karena itulah, dengan inspirasi dan isyarat dari hadits di atas, setidaknya bagi kita yang menyukai dan mendalami ilmu, hobby membaca dan menulis, tentu harus berusaha untuk mewariskan ilmu dan buku tersebut untuk generasi setelahnya. Salah satu langkah sederhana dan teknis dalam hal ini bisa dimulai dengan mengumpulkan buku dan membuat perpustakaan pribadi sederhana. Karena selain memudahkan diri kita sendiri saat membaca dan mencari referensi, juga sebagai aset yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain dan juga diwariskan bagi generasi setelah kita.
|
perpustakaan keluarga tahun 2012 akhir |
Alhamdulillah, di penghujung tahun 2012 ini saya -untuk kesekian kalinya- merapikan dan mengumpulkan kembali buku-buku koleksi saya, istri dan keluarga. Sebelumnya tahun 2010 sempat saya rapikan (lihat gambar atas) dan menempati posisi di dalam rumah, praktis sebagai ruang kerja saya dan tempat bertapa. Namun hanya setahun, sejak tahun 2011 menjadi koleksi buku tersebut banyak terbangkalai bahkan menumpuk di satu lemari buku saja, karena ruangan terpakai untuk toko roti yang dikelola istri. Akhirnya koleksi buku itupun kini pindah ke ruangan sebelah depan, agar lebih terawat dan mudah diakses, dan juga membuka peluang untuk dimanfaatkan oleh mereka yang datang berkunjung.
Bagi Anda yang gemar membaca dan mengoleksi buku, tidak ada pilihan lain kecuali segera merapikan dan membuat 'perpustakaan pribadi' sesederhana apapun, sebagai upaya sederhana kita untuk melestarikan dan mewariskan ilmu bagi generasi setelah kita. Seorang tokoh pembaharu dan pergerakan dakwah asal mesir, Hasan Albanna pun menuangkan pesan ini kepada para aktifis dakwah , ia menyatakan : " Hendaknya Anda pandai membaca dan menulis, memperbanyak menelaah buku, koran, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaknya Anda membangun perpustakaan khusus, seberapapun ukurannya.
(Hasan Al Banna)
Semoga bermanfaat dan salam optimis.
assalamualaikum ustadz...
BalasHapussuka sama artikel yg "Perpustakaan Pribadi : Upaya Melestarikan dan Mewariskan Ilmu". menginspirasi buat saya untuk menyegerakan mendirikan taman bacaan. dah 1 tahun tertunda terus untuk diluncurkan. maklumlah masih kurang sana -sini.
mohon doanya ustadz.. semoga dumudahkan dan dilancarkan. amin!
terima kasih...
wassalam...
@Kata Maca : oke ditunggu liputan perpustakaannya ya
BalasHapus