Dalam kesempatan mengisi Pembinaan Mental para pegawai Kantor Bea Cukai Surakarta beberapa waktu yang lalu, saya membahas tentang pengendalian emosi dalam Islam. Jika kita menelaah tentang kata emosi, sejatinya ada pada posisi yang umum, tidak terbatas pada marah atau amarah. Emosi adalah segala limpahan perasaan yang berlebihan, bisa jadi dengan tangisan meraung, kesedihan dan air mata mendalam, atau bisa juga melalui mata yang melotot karena terbakar amarah. Nah, bagaimana Islam mengaturnya ?
Adapun soal senyum, maka telah banyak kita ketahui bagaimana Rasulullah SAW dengan senyum simpulnya, juga bagaimana arahan beliau kepada para sahabat untuk memasang wajah cerah ceria. Dalam riwayat yang shohih Beliau bersabda : Janganlah engkau meremehkan berbuat baik sedikitpun, meskipun (dalam bentuk) engkau menjumpai saudaramu dengan wajah bersinar. Senyum beliau sering membuat GR para sahabat, dimana masing-masing dari mereka merasa bahwa ialah orang yang paling disayang oleh Rasulullah SAW. Senyum tetaplah senyum. Ia bisa menjadi tertawa yang juga indah dan dibolehkan. Adapun yang kurang disukai Rasulullah SAW adalah jika kita melepaskan tawa begitu saja terbahak-terbahak.
Untuk tangisan kesedihan saat ada musibah datang atau kematian, maka Rasulullah SAW pun mengalaminya saat putra beliau Ibrahim yang masih kecil meninggal dunia. Namun tangisan yang meraung dan menyayat hati itulah bentuk emosi yang terlarang. Bahkan ancaman yang keluar dari lisan beliau adalah hal tersebut bisa berakibat disiksanya sang mayyit karena sebab kebodohan tersebut. Para ulama mengkaji panjang tentang hal ini, namun larangan meratap dan tangisan berlebihan pada sang mayyit tetap berlaku abadi.
Nah bagaimana dengan luapan emosi dalam bentuk kemarahan, bagaimana agama kita yang indah ini mengaturnya ? Simak lebih lanjut dengan mendownload powerpoint presentasi kami yang sederhana berikut ini.
DOWNLOAD POWERPOINT PENGENDALIAN EMOSI DALAM ISLAM
http://www.4shared.com/file/IqmcoqWp/Pengendalian_Emosi_dalam_Islam.html
Semoga bermanfaat dan salam optimis
Adapun soal senyum, maka telah banyak kita ketahui bagaimana Rasulullah SAW dengan senyum simpulnya, juga bagaimana arahan beliau kepada para sahabat untuk memasang wajah cerah ceria. Dalam riwayat yang shohih Beliau bersabda : Janganlah engkau meremehkan berbuat baik sedikitpun, meskipun (dalam bentuk) engkau menjumpai saudaramu dengan wajah bersinar. Senyum beliau sering membuat GR para sahabat, dimana masing-masing dari mereka merasa bahwa ialah orang yang paling disayang oleh Rasulullah SAW. Senyum tetaplah senyum. Ia bisa menjadi tertawa yang juga indah dan dibolehkan. Adapun yang kurang disukai Rasulullah SAW adalah jika kita melepaskan tawa begitu saja terbahak-terbahak.
Untuk tangisan kesedihan saat ada musibah datang atau kematian, maka Rasulullah SAW pun mengalaminya saat putra beliau Ibrahim yang masih kecil meninggal dunia. Namun tangisan yang meraung dan menyayat hati itulah bentuk emosi yang terlarang. Bahkan ancaman yang keluar dari lisan beliau adalah hal tersebut bisa berakibat disiksanya sang mayyit karena sebab kebodohan tersebut. Para ulama mengkaji panjang tentang hal ini, namun larangan meratap dan tangisan berlebihan pada sang mayyit tetap berlaku abadi.
Nah bagaimana dengan luapan emosi dalam bentuk kemarahan, bagaimana agama kita yang indah ini mengaturnya ? Simak lebih lanjut dengan mendownload powerpoint presentasi kami yang sederhana berikut ini.
DOWNLOAD POWERPOINT PENGENDALIAN EMOSI DALAM ISLAM
http://www.4shared.com/file/IqmcoqWp/Pengendalian_Emosi_dalam_Islam.html
Semoga bermanfaat dan salam optimis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar