Sedikit bertutur hal sederhana di Senin pagi yang sibuk ini. Pagi kemarin seseorang akhwat menelpon, memperkenalkan diri sebagai salah seorang pembaca buku Agar Ngampus Tak Sekedar Status, yang saya tulis bersama istri saya Robiah Al Adawiyah sekitar tahun 2009 yang lalu. Akhwat tersebut membaca buku tersebut saat kuliah dan baru sekarang merasa perlu untuk menelpon saya dan secara khusus mengucapkan terima kasih atas apa yang saya dan istri saya tulis dalam buku tersebut.
Ia mengaku pada awalnya hanya menjalani kuliah saja tanpa berorganisasi. Ia adalah seorang mahasiswi dari kampung yang lugu dan tak memiliki dana yang cukup untuk ikut-ikutan berorganisasi. Namun dengan membaca dari buku tersebut ia tertarik untuk masuk berorganisasi dengan tetap bersemangat dalam bidang akademis. Hasilnya ia pun lulus sebagai wisudawan terbaik di fakultasnya sehingga kedua orangtuanya pun tak bisa mengucapkan kata-kata apapun karena bahagia yang begitu membuncah.
Akhwat tersebut juga mengatakan terinspirasi dengan apa yang saya tulis di bagian belakang, tentang bagaimana cara kuliah ke luar negeri dan apa-apa saja yang harus dipersiapkan. Saya masih ingat pesan saya tentang menguasai bahasa dan teknologi adalah dua kaki kita untuk melangkah mantap menuju masa depan. Ia bercerita, setelah lulus ia mendapat pekerjaan di Jakarta, merantau meninggalkan kampung halamannya di Sumatra. Ia tetap tekun memupuk keinginan keluar negeri dan belajar banyak bahasa, diantaranya bahasa inggris, prancis dan bahkan bahasa Arab.
Mengapa baru saat ini ia menelpon saya sebagai penulis buku tersebut, setelah selesai membaca buku tersebut beberapa tahun yang lampau ?
Ternyata, Ia merasa saat ini adalah saat yang tepat untuk menelpon saya dan mengucapkan terima kasih, karena beberapa hari lagi ia akan berangkat menuju Australia untuk mengajar bahasa Indonesia di sana sembari terus melanjutkan perkuliahan masternya. Subhanallah !!
Akhwat tersebut masih mempunyai banyak cita-cita yang akan ia perjuangkan dalam waktu-waktu yang akan datang. Ia ingin membuktikan bahwa anak dari kampung bisa berbuat banyak bahkan di tingkat internasional ....Ia menyebutkan keinginannya dengan penuh semangat untuk menjadi penulis kaliber internasional, menerbitkan karya di luar negeri. Ia juga ingin beberapa tahun ke depan pulang kembali ke Indonesia dengan gelar doktor bahkan profesor termuda ...
Saya hanya bisa terharu mengaminkan dan mendoakan ... apa yang tidak bisa jika Allah SWT berkehendak memudahkan ? Keharuan itu bertambah saat ia menyatakan harus menyebutkan nama saya dan istri dalam halaman persembahan dan ucapan terima kasih di thesis magisternya nanti ..
Saya menutup telpon dan segera menceritakan hal tersebut kepada istri ... Pagi itu kami berdua mendapatkan pelajaran besar tentang kekuatan pena dalam menuangkan kata-kata yang menggerakkan.
Selamat berjuang di Australia sobat .... rengkuh cita-citamu setinggi langit dalam hamparan doa dan perjuangan yang istiqomah.
Ia mengaku pada awalnya hanya menjalani kuliah saja tanpa berorganisasi. Ia adalah seorang mahasiswi dari kampung yang lugu dan tak memiliki dana yang cukup untuk ikut-ikutan berorganisasi. Namun dengan membaca dari buku tersebut ia tertarik untuk masuk berorganisasi dengan tetap bersemangat dalam bidang akademis. Hasilnya ia pun lulus sebagai wisudawan terbaik di fakultasnya sehingga kedua orangtuanya pun tak bisa mengucapkan kata-kata apapun karena bahagia yang begitu membuncah.
Akhwat tersebut juga mengatakan terinspirasi dengan apa yang saya tulis di bagian belakang, tentang bagaimana cara kuliah ke luar negeri dan apa-apa saja yang harus dipersiapkan. Saya masih ingat pesan saya tentang menguasai bahasa dan teknologi adalah dua kaki kita untuk melangkah mantap menuju masa depan. Ia bercerita, setelah lulus ia mendapat pekerjaan di Jakarta, merantau meninggalkan kampung halamannya di Sumatra. Ia tetap tekun memupuk keinginan keluar negeri dan belajar banyak bahasa, diantaranya bahasa inggris, prancis dan bahkan bahasa Arab.
Mengapa baru saat ini ia menelpon saya sebagai penulis buku tersebut, setelah selesai membaca buku tersebut beberapa tahun yang lampau ?
Ternyata, Ia merasa saat ini adalah saat yang tepat untuk menelpon saya dan mengucapkan terima kasih, karena beberapa hari lagi ia akan berangkat menuju Australia untuk mengajar bahasa Indonesia di sana sembari terus melanjutkan perkuliahan masternya. Subhanallah !!
Akhwat tersebut masih mempunyai banyak cita-cita yang akan ia perjuangkan dalam waktu-waktu yang akan datang. Ia ingin membuktikan bahwa anak dari kampung bisa berbuat banyak bahkan di tingkat internasional ....Ia menyebutkan keinginannya dengan penuh semangat untuk menjadi penulis kaliber internasional, menerbitkan karya di luar negeri. Ia juga ingin beberapa tahun ke depan pulang kembali ke Indonesia dengan gelar doktor bahkan profesor termuda ...
Saya hanya bisa terharu mengaminkan dan mendoakan ... apa yang tidak bisa jika Allah SWT berkehendak memudahkan ? Keharuan itu bertambah saat ia menyatakan harus menyebutkan nama saya dan istri dalam halaman persembahan dan ucapan terima kasih di thesis magisternya nanti ..
Saya menutup telpon dan segera menceritakan hal tersebut kepada istri ... Pagi itu kami berdua mendapatkan pelajaran besar tentang kekuatan pena dalam menuangkan kata-kata yang menggerakkan.
Selamat berjuang di Australia sobat .... rengkuh cita-citamu setinggi langit dalam hamparan doa dan perjuangan yang istiqomah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar