Pada beberapa waktu yang lalu kembali saya diminta mengisi Bintal ( pembinaan mental ) para pegawai Kantor Bea Cukai Kota Surakarta. Materi yang diminta pihak panitia adalah Jalan menuju Kebahagiaan, setelah sebelumnya seputar Pengendalian Emosi dalam Islam. Menarik juga, karena hampir kecenderungan materi yang disampaikan lebih bersifat 'tazkiyatun nafs' atau penyucian jiwa. Suatu tema yang saya terkadang merasa sangat berat untuk menyampaikan.
Tentu kebahagiaan yang diinginkan bagi seorang muslim adalah kebahagiaan yang paripurna di dunia dan akhirat, sebagaimana senantiasa kita lantunkan dalam doa sapu jagad. Tentang kebahagiaan akhirat tentu semua sepakat, ukurannya lebih mudah, yaitu masuk surga dan mendapatkan kesempatan bertemu 'melihat' Allah SWT. Namun seputar kebahagiaan dunia, rasa-rasanya terlampau banyak indikator dan perbedaan dalam memahaminya. Dari mulai kesehatan, keluarga, sukses karir, taat beribadah, dan lain sebagainya , semuanya tentu kita inginkan dan kita rindukan. Namun kehidupan bagaikan roda berputar, tidak selamanya seorang sehat, kaya, sukses, dan bahkan juga taat beribadah. Naik dan turun mengikuti suratan takdir dan upaya kesungguhan seseorang. Karena itulah kebahagiaan dunia justru bukan terletak apa yang kita dapat atau apa yang tidak kita dapat, tapi justru apa sikap kita saat mendapat sesuatu, atau saat kehilangan sesuatu. Jika kita mampu bersikap dengan baik pada dua kondisi tersebut, maka justru disitulah letak kebaikan dan kebahagiaan seseorang.
Saya kira semua kita telah akrab dengan sabda Rasulullah SAW tentang seorang yang beriman semestinya selalu bahagia, karena mempunyai senjata untuk menyikapi dua kondisi dalam hidupnya. Rasulullah saw bersabda: “Sungguh ajaib keadaan orang beriman, sesungguhnya semua urusan mereka berada dalam keadaan baik. Dan tiada yang memperolehi keadaan ini melainkan orang yang beriman saja. Sekiranya dia dianugerahkan sesuatu, dia bersyukur. Maka jadilah anugerah itu baik untuknya. Sekiranya dia ditimpa musibah, dia bersabar. Maka jadilah musibah itu baik untuknya” (HR Muslim)
Jadi sabar dan syukur yang diterapkan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang beriman. Lebih lanjut seputar indikasi kebahagiaan sesorang, sebuah nasehat nan indah disampaikan oleh Sulaiman at-Tamimy dalam kitab Qowaid Arba', beliau menyampaikan : “Semoga Allah menjadikan anda termasuk diantara orang yang apabila dia diberi dia bersyukur, apabila diuji, dia bersabar, dan apabila melakukan dosa, dia beristighfar. Karena tiga hal ini merupakan tanda kebahagiaan”.
Dari nasehat di atas itulah, kemudian saya menyampaikan presentasi Jalan Menuju Kebahagiaan, dengan bersama mengajak mengupayakan dan menjaga tiga hal ajaib dalam kehidupan seorang mukmin, yaitu : bersyukur atas nikmat, bersabar atas ujian, dan bertaubat saat maksiat. Apa saja hal-hal yang meliputi ketiga hal indah tersebut ? Silahkan download presentasi powerpoint berikut, dan semoga semakin luas kemanfaatan dan berkahnya.
DOWNLOAD PRESENTASI POWERPOINT JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN
http://www.4shared.com/office/GIB4bPlA/Jalan_Menuju_Kebahagiaan.html
Semoga bermanfaat dan salam optimis.
Tentu kebahagiaan yang diinginkan bagi seorang muslim adalah kebahagiaan yang paripurna di dunia dan akhirat, sebagaimana senantiasa kita lantunkan dalam doa sapu jagad. Tentang kebahagiaan akhirat tentu semua sepakat, ukurannya lebih mudah, yaitu masuk surga dan mendapatkan kesempatan bertemu 'melihat' Allah SWT. Namun seputar kebahagiaan dunia, rasa-rasanya terlampau banyak indikator dan perbedaan dalam memahaminya. Dari mulai kesehatan, keluarga, sukses karir, taat beribadah, dan lain sebagainya , semuanya tentu kita inginkan dan kita rindukan. Namun kehidupan bagaikan roda berputar, tidak selamanya seorang sehat, kaya, sukses, dan bahkan juga taat beribadah. Naik dan turun mengikuti suratan takdir dan upaya kesungguhan seseorang. Karena itulah kebahagiaan dunia justru bukan terletak apa yang kita dapat atau apa yang tidak kita dapat, tapi justru apa sikap kita saat mendapat sesuatu, atau saat kehilangan sesuatu. Jika kita mampu bersikap dengan baik pada dua kondisi tersebut, maka justru disitulah letak kebaikan dan kebahagiaan seseorang.
Saya kira semua kita telah akrab dengan sabda Rasulullah SAW tentang seorang yang beriman semestinya selalu bahagia, karena mempunyai senjata untuk menyikapi dua kondisi dalam hidupnya. Rasulullah saw bersabda: “Sungguh ajaib keadaan orang beriman, sesungguhnya semua urusan mereka berada dalam keadaan baik. Dan tiada yang memperolehi keadaan ini melainkan orang yang beriman saja. Sekiranya dia dianugerahkan sesuatu, dia bersyukur. Maka jadilah anugerah itu baik untuknya. Sekiranya dia ditimpa musibah, dia bersabar. Maka jadilah musibah itu baik untuknya” (HR Muslim)
Jadi sabar dan syukur yang diterapkan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang beriman. Lebih lanjut seputar indikasi kebahagiaan sesorang, sebuah nasehat nan indah disampaikan oleh Sulaiman at-Tamimy dalam kitab Qowaid Arba', beliau menyampaikan : “Semoga Allah menjadikan anda termasuk diantara orang yang apabila dia diberi dia bersyukur, apabila diuji, dia bersabar, dan apabila melakukan dosa, dia beristighfar. Karena tiga hal ini merupakan tanda kebahagiaan”.
Dari nasehat di atas itulah, kemudian saya menyampaikan presentasi Jalan Menuju Kebahagiaan, dengan bersama mengajak mengupayakan dan menjaga tiga hal ajaib dalam kehidupan seorang mukmin, yaitu : bersyukur atas nikmat, bersabar atas ujian, dan bertaubat saat maksiat. Apa saja hal-hal yang meliputi ketiga hal indah tersebut ? Silahkan download presentasi powerpoint berikut, dan semoga semakin luas kemanfaatan dan berkahnya.
DOWNLOAD PRESENTASI POWERPOINT JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN
http://www.4shared.com/office/GIB4bPlA/Jalan_Menuju_Kebahagiaan.html
Semoga bermanfaat dan salam optimis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar