Masjid adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat muslim. Bukan saja tempat untuk menjalankan sholat lima waktu berjamaah, namun masjid juga diharapkan mempunyai banyak fungsi dan kemanfaatan, khususnya untuk pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Setiap muslim dituntut untuk mengoptimalkan fungsi masjid dengan baik, memakmurkannya dengan ragam kegiatan yang positif nan bermanfaat. Allah SWT berfirman tentang mereka yang memakmurkan masjid : “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS At Taubah 18)
Sejatinya setiap muslim tua muda, kaya miskin, harus bersemangat untuk mendatangi dan merindukan masjid. Sikap dan akhlak seperti ini menunjukkan nilai keimanan dan ketakwaan yang ada pada diri kita. Rasulullah SAW bersabda : Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri). Bahkan pada riwayat lain beliau juga menyampaikan, bahwa salah satu golongan yang akan mendapatkan perlindungan di hari kiamat nanti, adalah mereka yang hatinya senantiasa merindukan masjid dan mendatanginya.
Namun yang terjadi saat ini bisa jadi sebaliknya, khususnya pada diri anak-anak kita. Banyak masjid yang mengganggap kehadiran anak-anak sebagai faktor pengganggu kekhusyukan sholat. Sehingga terkadang bukan saja peringatan dan teguran keras diberikan kepada mereka oleh para takmir masjid, namun juga sampai pada tahapan melarang mereka untuk hadir di masjid. Tentu hal ini cukup berlebihan, mengingat anak-anak sekalipun punya potensi mengganggu, mereka saat ini berada dalam fase pembiasaan untuk sholat dan secara khusus, berjamaah di masjid. Masa yang cukup penting agar mereka menjadi terbiasa dan tidak asing dengan masjid.
Para orangtua sebenarnya sejak lama telah diingatkan oleh Rasulullah SAW untuk mengajarkan sholat sejak dini kepada anak-anak mereka. Beliau bersabda : “Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika berumur 7 tahun“ (HR Ahmad). Tentu perintah ini bukan sekedar menjalankan tata cara sholat semata, namun juga termasuk di dalamnya mengajarkan kebiasaan sholat berjamaah. Sehingga bagi kita para orangtua, terlebih para takmir masjid, tentu harus menyadari bahwa kehadiran anak-anak di masjid cukup penting sebagai pengenalan dan pembiasaan bagi mereka. Apalagi mereka anak-anak itu juga yang akan kita siapkan menjadi generasi penerus pemakmur masjid di masa berikutnya.
Sebenarnya, kehadiran anak-anak di masjid sudah ada pada masa Rasulullah SAW, dan riwayat yang ada justru menunjukkan sikap terbuka Rasulullah SAW terhadap keberadaan mereka. Diantaranya sebuah riwayat yang mengisahkan tentang cucu beliau Hasan dan Husain, keduanya menaiki punggung RAsulullah SAW justru pada saat beliau sedang sujud, sehingga kemudian beliau pun memperlama sujudnya. Setelah selesai sholat beliau menjelaskan kepada para sahabat tentang hal tersebut dengan sabdanya : ‘Aku enggan bangun dari sujud, sampai mereka puas menaiki punggungku’“ (HR Ahmad). Bahkan dalam riwayat Bukhori dan Muslim juga disebutkan beliau pernah sholat sambil menggendong Umamah binti Zainab. Saat berdiri beliau menggendongnya, dan saat sujud beliau meletakkannya.
Akhirnya, menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua para orangtua dan khususnya para takmir atau pengurus masjid, untuk berupaya menghadirkan masjid yang ramah anak. Bukan saja dengan tidak menegur secara keras dan berlebihan kepada anak-anak yang ramai di masjid, namun lebih dari itu juga berupaya menyiapkan baik kegiatan maupun fasilitas yang membuat anak-anak kita betah, nyaman dan merindukan masjid. Semoga Allah SWT memudahkan. Wallahu a’lam bisshowab
*artikel dimuat di Rubrik Tausiyah Suara Solo Suara Merdeka, Jumat 14 Maret 2014
Sejatinya setiap muslim tua muda, kaya miskin, harus bersemangat untuk mendatangi dan merindukan masjid. Sikap dan akhlak seperti ini menunjukkan nilai keimanan dan ketakwaan yang ada pada diri kita. Rasulullah SAW bersabda : Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri). Bahkan pada riwayat lain beliau juga menyampaikan, bahwa salah satu golongan yang akan mendapatkan perlindungan di hari kiamat nanti, adalah mereka yang hatinya senantiasa merindukan masjid dan mendatanginya.
Namun yang terjadi saat ini bisa jadi sebaliknya, khususnya pada diri anak-anak kita. Banyak masjid yang mengganggap kehadiran anak-anak sebagai faktor pengganggu kekhusyukan sholat. Sehingga terkadang bukan saja peringatan dan teguran keras diberikan kepada mereka oleh para takmir masjid, namun juga sampai pada tahapan melarang mereka untuk hadir di masjid. Tentu hal ini cukup berlebihan, mengingat anak-anak sekalipun punya potensi mengganggu, mereka saat ini berada dalam fase pembiasaan untuk sholat dan secara khusus, berjamaah di masjid. Masa yang cukup penting agar mereka menjadi terbiasa dan tidak asing dengan masjid.
Para orangtua sebenarnya sejak lama telah diingatkan oleh Rasulullah SAW untuk mengajarkan sholat sejak dini kepada anak-anak mereka. Beliau bersabda : “Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika berumur 7 tahun“ (HR Ahmad). Tentu perintah ini bukan sekedar menjalankan tata cara sholat semata, namun juga termasuk di dalamnya mengajarkan kebiasaan sholat berjamaah. Sehingga bagi kita para orangtua, terlebih para takmir masjid, tentu harus menyadari bahwa kehadiran anak-anak di masjid cukup penting sebagai pengenalan dan pembiasaan bagi mereka. Apalagi mereka anak-anak itu juga yang akan kita siapkan menjadi generasi penerus pemakmur masjid di masa berikutnya.
Sebenarnya, kehadiran anak-anak di masjid sudah ada pada masa Rasulullah SAW, dan riwayat yang ada justru menunjukkan sikap terbuka Rasulullah SAW terhadap keberadaan mereka. Diantaranya sebuah riwayat yang mengisahkan tentang cucu beliau Hasan dan Husain, keduanya menaiki punggung RAsulullah SAW justru pada saat beliau sedang sujud, sehingga kemudian beliau pun memperlama sujudnya. Setelah selesai sholat beliau menjelaskan kepada para sahabat tentang hal tersebut dengan sabdanya : ‘Aku enggan bangun dari sujud, sampai mereka puas menaiki punggungku’“ (HR Ahmad). Bahkan dalam riwayat Bukhori dan Muslim juga disebutkan beliau pernah sholat sambil menggendong Umamah binti Zainab. Saat berdiri beliau menggendongnya, dan saat sujud beliau meletakkannya.
Akhirnya, menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua para orangtua dan khususnya para takmir atau pengurus masjid, untuk berupaya menghadirkan masjid yang ramah anak. Bukan saja dengan tidak menegur secara keras dan berlebihan kepada anak-anak yang ramai di masjid, namun lebih dari itu juga berupaya menyiapkan baik kegiatan maupun fasilitas yang membuat anak-anak kita betah, nyaman dan merindukan masjid. Semoga Allah SWT memudahkan. Wallahu a’lam bisshowab
*artikel dimuat di Rubrik Tausiyah Suara Solo Suara Merdeka, Jumat 14 Maret 2014
"Jadikan Masjid Kita Ramah Anak", begitu pun sebaliknya "Jadikan Anak Kita Ramah Masjid"
BalasHapussepertinya kalau 2 hal ini kita usahakan, Insya Alloh kita sedang membangun ummat yang Cinta Masjid.
wah ini benar nermanfaat, biar anak jadi ingat sama tuhan
BalasHapus