Bahasan selfie tiba-tiba menjadi menarik dan dipandang penuh kontroversi. Media sosial memang menjadi sarana yang cepat untuk menampilkan sebuah bahasan dan gagasan, untuk kemudian juga bisa ditanggapi dan dikritik sana-sini. Begitu pula dengan bahasan selfie ini, yang dua pekan ini mengalir begitu deras di linimasa twitter maupun dunia maya lainnya.
Tanpa mengurangi banyak pendapat yang beragam seputar selfie, pagi ini saya ingin menuangkan beberapa coretan ringan, yang harapannya tentu bisa menambah wawasan bagi sebagian orang. Agar kita tidak terlampau reaktif juga jika ada persepsi yang berbeda-beda nantinya. Berikut kultwit kami, silahkan menyimak.
1. Awal mula selfie adalah dari kebiasaan bercermin sambil bergaya, lalu tibalah masa datangnya kamera ... #eeeh
2. Setelah ada kamera, berlanjur fase ingin berfoto tapi tak banyak yg bisa membantu, atau takut kamera akan dibawa kabur, maka selfie-lah dia
3. maka selfie secara mendasar adalah teknik pengambilan gambar secara mandiri, nah apa yg ingin ditampilkan itu lah masalah mendasarnya
4. kepada siapa saja hal itu ditujukan, itu juga menjadi masalah berikutnya ...
5. soal apa yang ditampilkan, misalnya selfie saat di masjidil harom, untuk mengabarkan keluarga telah selesai umroh dengan lancar & selamat
6. soal kepada siapa ditujukan, misal istri yg kangen berselfie u/ menggoda suami yg gak pulang2 kerja dengan pose manyun, dikirim scr pribadi
7. Nah, saat tdk ada kejelasan ttg untuk apa & siapa selfie ditampilkan, biasanya sdh masuk wilayah kejiwaan, apalagi kalau jadi kebiasaan
8. jadinya bisa bercampur aduk antara ujub dan takabbur, lebih-lebih kalau sudah mengumbar pesona tidak pada tempatnya. sayang suaminya kelak
9. perkembangan berikutnya, terkadang bukan lagi soal ujub & takabbur, tapi mengarah jd sebuah kecanduan yg akut, sedikit-sedikit selfie ..
10. akibatnya, ada yang tewas jatuh, tertabrak, dan lain sebagainya gegara ingin berselfie dalam kondisi yang ekstrim atau aneh ...baca --> http://annida-online.com/8-tragedi-mengerikan-akibat-foto-selfie.html
11. dan pada akhirnya selfie dikaitkan dengan wilayah psikologi kejiwaan, itu jauh lebih menarik untuk dikaji secara mendalam
12. kalau secara syar'i, gambar tampilan yg jelas melanggar saja yang bisa dihukumi, tapi niatan tidak bisa, kecuali dlm bentuk suudzon
13. berselfie dg Roll Royce tidak bisa dihukumi sombong, malah perlu dikasihani. kecuali ditambah tulisan : punya gue bro, punya lo kapan ?
14. berselfie dg istri terkadang bisa memotivasi keluarga lain tuk harmonis, tapi juga bisa menyakiti kalau ditambah : Apa kabar Mblo .. ! #eeh
15. dan pada akhirnya kisah selfie setiap orang bisa berbeda, baik niatan dan untuk siapa ditujukan .. sehingga hukumnya tidak bisa berlaku umum
16. Tapi menjaga & menasehati dlm hal ini adalah suatu kebaikan. Hal yg boleh kalau dijalankan scr berlebihan pun bisa menjadi aib tersendiri
17. sekian coretan yang ada di kepala soal selfie .. semoga tak membawa kontroversi
Semoga bermanfaat, dan salam optimis.
selfie memang harus ditempatkan pada posisi yg pada tempat nya
BalasHapus