Pemuda Islam dalam Lintasan Sejarah
Setelah kita mengetahui bahasan pemuda, maka hal penting berikutnya adalah memahami sebuah sunnatullah dalam sejarah, bahwa pemuda senantiasa menorehkan jejak karya prestasi dan kepahlawanan dalam setiap zamannya. Sahabat mulia yang juga pemuda di jamannya, Ibnu Abbas ra memberikan analisa tentang hal ini, ia mengatakan : “Tidak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja. Begitu pula tidak ada seorang alim pun yang diberi ilmu melainkan ia dari kalangan pemuda.” Peran pemuda dalam mewarnai sejarah juga diakui dengan jelas oleh Bung Karno, salah satu founding fathers negeri ini, dalam salah satu pidatonya dengan lugas ia menyatakan : “Beri aku sepuluh pemuda, dengannya niscaya aku goncangkan dunia”. Karenanya, jika kita lihat sejarah sebuah bangsa atau peradaban, maka niscaya akan dengan mudah kita temukan jejak-jejak kepahlawanan para pemuda di dalamnya. Mari kita lihat beberapa contoh di antaranya.
Kita mulai dari generasi pertama Islam, Rasulullah SAW dan para sahabat. Meski Rasulullah SAW dilantik menjadi seorang Rasul pada akhir usia “pemuda” yaitu 40 tahun, namun peran beliau di masyarakatnya sudah dimulai jauh sejak masa-masa itu. Julukan kaum Qurays kepada beliau sebagai “al-Amiin” atau yang terpercaya menunjukkan kelas dan karya beliau sejak usia muda. Beliaulah yang menengahi persengketaan para tokoh-tokoh Qurays saat mereka bekerja bakti memperbaiki Ka’bah dan ingin meletakkan kembali Hajar Aswad di tempatnya. Rasulullah SAW benar-benar menjadi sosok pemuda yang mempunyai karya besar bagi masyarakatnya, bahkan sebelum beliau dilantik menjadi seorang Rasul.
Kemudian jika kita lihat generasi sahabat di sekeliling Rasulullah SAW, maka lebih nampak nyata bahwa sesungguhnya perjuangan generasi Islam pertama benar-benar diusung oleh banyak pemuda. Yang termuda Ali bin Abi Thalib berusia 8 tahun hampir sama dengan az-Zubair bin Al-Awwam. Kemudian nama-nama lain ada Ja’far bin Abi Thalib (18 tahun), Usman bin Affan (20 tahun), Umar bin Khattab (26 tahun). Mushab bin Umair (26 tahun), yang paling ‘tua’ adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang itupun baru berusia 36 tahun. Bahkan ada yang berprestasi di usia muda, yakni Usman bin Zaid yang ketika diangkat menjadi panglima perang usianya yang masih cukup belia (18 tahun). Rasulullah saw mengangkatnya menjadi penglima perang untuk memimpin pasukan muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yang berada dalam kekuasaan Romawi. Apa yang telah ditorehkan oleh generasi sahabat sungguh luar biasa, atas ijin Allah SWT mereka mampu menaklukan Romawi dan Persia, dua imperium besar dunia pada waktu itu. Mereka juga berhasil melakukan ekspansi ke berbagai negara yaitu Sind di barat daya, Armenia dan Rusia, juga Syam (Suria), Mesir, Tripoli dan sebagian afrika. Penaklukan ini berhasil dapat dirampungkan hanya dalam kurun waktu 35 tahun !!
Setelah generasi sahabat yang mulia, para pemuda juga terus mewarnai sejarah keemasan Islam pada masa-masa berikutnya. Kita tidak akan pernah lupa nama Umar bin Abdul Aziz, yang karena keshalihan serta kecakapannya hanya dalam dua tahun mampu mereformasi pemerintahan yang sebelumnya morat-marit, hingga diberi gelar sebagai Khulafau Rasyidin yang ke-5. Sebuah gelar melegenda yang sebelumnya hanya khusus disematkan kepada empat sahabat utama Rasulullah SAW : Abu Bakar, Umar bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Kemudian ada juga sosok Salahudin Al Ayyubi, yang saat diangkat menjadi Sultan baru berusia 23 tahun, namun dengan keberanian dan keimanannya mampu mengalahkan tentara salib serta merebut kembali tanah Baitul Maqdis. Prestasi pemuda lainnya juga ditorehkan oleh, Sultan Muhammad Al Fatih yang dalam usia muda telah mampu memimpin pasukan perang dan berhasil menaklukan kota Konstantinopel yang sangat tangguh. Masih banyak lagi nama-nama sosok pemuda yang telah memberikan warna dan karya dalam lintasan sejarah keemasan Islam. Lalu bagaimana dengan pemuda negeri ini ?
Setelah kita mengetahui bahasan pemuda, maka hal penting berikutnya adalah memahami sebuah sunnatullah dalam sejarah, bahwa pemuda senantiasa menorehkan jejak karya prestasi dan kepahlawanan dalam setiap zamannya. Sahabat mulia yang juga pemuda di jamannya, Ibnu Abbas ra memberikan analisa tentang hal ini, ia mengatakan : “Tidak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja. Begitu pula tidak ada seorang alim pun yang diberi ilmu melainkan ia dari kalangan pemuda.” Peran pemuda dalam mewarnai sejarah juga diakui dengan jelas oleh Bung Karno, salah satu founding fathers negeri ini, dalam salah satu pidatonya dengan lugas ia menyatakan : “Beri aku sepuluh pemuda, dengannya niscaya aku goncangkan dunia”. Karenanya, jika kita lihat sejarah sebuah bangsa atau peradaban, maka niscaya akan dengan mudah kita temukan jejak-jejak kepahlawanan para pemuda di dalamnya. Mari kita lihat beberapa contoh di antaranya.
Kita mulai dari generasi pertama Islam, Rasulullah SAW dan para sahabat. Meski Rasulullah SAW dilantik menjadi seorang Rasul pada akhir usia “pemuda” yaitu 40 tahun, namun peran beliau di masyarakatnya sudah dimulai jauh sejak masa-masa itu. Julukan kaum Qurays kepada beliau sebagai “al-Amiin” atau yang terpercaya menunjukkan kelas dan karya beliau sejak usia muda. Beliaulah yang menengahi persengketaan para tokoh-tokoh Qurays saat mereka bekerja bakti memperbaiki Ka’bah dan ingin meletakkan kembali Hajar Aswad di tempatnya. Rasulullah SAW benar-benar menjadi sosok pemuda yang mempunyai karya besar bagi masyarakatnya, bahkan sebelum beliau dilantik menjadi seorang Rasul.
Kemudian jika kita lihat generasi sahabat di sekeliling Rasulullah SAW, maka lebih nampak nyata bahwa sesungguhnya perjuangan generasi Islam pertama benar-benar diusung oleh banyak pemuda. Yang termuda Ali bin Abi Thalib berusia 8 tahun hampir sama dengan az-Zubair bin Al-Awwam. Kemudian nama-nama lain ada Ja’far bin Abi Thalib (18 tahun), Usman bin Affan (20 tahun), Umar bin Khattab (26 tahun). Mushab bin Umair (26 tahun), yang paling ‘tua’ adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang itupun baru berusia 36 tahun. Bahkan ada yang berprestasi di usia muda, yakni Usman bin Zaid yang ketika diangkat menjadi panglima perang usianya yang masih cukup belia (18 tahun). Rasulullah saw mengangkatnya menjadi penglima perang untuk memimpin pasukan muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yang berada dalam kekuasaan Romawi. Apa yang telah ditorehkan oleh generasi sahabat sungguh luar biasa, atas ijin Allah SWT mereka mampu menaklukan Romawi dan Persia, dua imperium besar dunia pada waktu itu. Mereka juga berhasil melakukan ekspansi ke berbagai negara yaitu Sind di barat daya, Armenia dan Rusia, juga Syam (Suria), Mesir, Tripoli dan sebagian afrika. Penaklukan ini berhasil dapat dirampungkan hanya dalam kurun waktu 35 tahun !!
Setelah generasi sahabat yang mulia, para pemuda juga terus mewarnai sejarah keemasan Islam pada masa-masa berikutnya. Kita tidak akan pernah lupa nama Umar bin Abdul Aziz, yang karena keshalihan serta kecakapannya hanya dalam dua tahun mampu mereformasi pemerintahan yang sebelumnya morat-marit, hingga diberi gelar sebagai Khulafau Rasyidin yang ke-5. Sebuah gelar melegenda yang sebelumnya hanya khusus disematkan kepada empat sahabat utama Rasulullah SAW : Abu Bakar, Umar bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Kemudian ada juga sosok Salahudin Al Ayyubi, yang saat diangkat menjadi Sultan baru berusia 23 tahun, namun dengan keberanian dan keimanannya mampu mengalahkan tentara salib serta merebut kembali tanah Baitul Maqdis. Prestasi pemuda lainnya juga ditorehkan oleh, Sultan Muhammad Al Fatih yang dalam usia muda telah mampu memimpin pasukan perang dan berhasil menaklukan kota Konstantinopel yang sangat tangguh. Masih banyak lagi nama-nama sosok pemuda yang telah memberikan warna dan karya dalam lintasan sejarah keemasan Islam. Lalu bagaimana dengan pemuda negeri ini ?
Bersambung Bagian 3 (Habis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar