Dusta dalam Canda

Beberapa waktu yang lalu anak kami yang masih usia TK mendatangi saya dan mengatakan dengan lugu “ Abi, katanya awal April kita boleh mbohongin orang ya …”. Saya sempat kaget dan terpaku beberapa saat dengan istri, sebelum kemudian menjelaskan dengan bahasa yang sederhana tentang larangan berbohong, kapanpun dan dimanapun.  Dari hal itu saya meyakini bahwa “budaya” April Mop tampaknya sudah menyebar begitu cepat di masyarakat kita, terlebih lagi di era serba digital seperti saat ini, dimana informasi yang baik maupun yang buruk begitu cepat tersebar melalui internet atau media sosial. Anak kami di usia TK saja - yang di rumah tidak ada televisi dan tidak kami perkenankan mengakses gadget – ternyata sudah mendapatkan informasi tentang April Mop, entah dari mana. Hal semacam ini tentu perlu mendapat perhatian kita para orangtua, atau kaum muslimin secara umum.

Dalam situs Wikipedia disebutkan : April Mop, dikenal dengan April Fools' Day dalam bahasa Inggris, diperingati setiap tanggal 1 April setiap tahun. Pada hari itu, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Hari ini ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap keluarga, musuh, teman bahkan tetangga dengan tujuan mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu.

Syariat agama Islam yang indah sejak awal melarang kebohongan, dan melihatnya sebagai sebuah  akhlak yang buruk, dimana mereka yang berbohong pasti akan melakukan kebohongan-kebohongan berikutnya, dan pada akhirnya menjadi sebuah karakter dan kebiasaan. Rasulullah SAW berpesan : “ Hati-hati kalian dari bohong karena sesungguhnya bohong itu membimbing menuju kefajiran dan kefajiran membimbing menuju ke neraka, dan tidaklah seseorang itu berbohong dan berusaha untuk berbohong maka akan dicatat di sisi Alloh sebagai pembohong”. (HR. Muslim). Karenanya, kejujuran harius sejak awal kita tanamkan pada diri anak-anak kita, karena itu akan menjadi kebiasaan dan karakter yang mewarnai hari-harinya ke depan.

Mungkin ada juga yang beranggapan bahwa budaya April Mop hanya sebatas candaan, artinya berbohong tetapi hanya sementara bukan untuk seterusnya. Maka dalam hal ini sejatinya Islam telah mengatur bahwa dalam kebolehan bercanda bersama saudara dan teman-teman juga dalam konteks jujur, tanpa disisipi kedustaan. Rasulullah SAW bersabda : “Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.”  (HR. Abu Daud). Rasulullah SAW sang manusia termulia juga sesekali bercanda dengan para sahabat dan begitu akrab dalam pergaulan sehari-hari, namun beliau tidak pernah berdusta dalam canda.

Salah satu kebiasaan terkait dengan April Mop yang biasa ditiru anak-anak atau generasi muda saat ini adalah dengan menipu, mengusili atau mempermalukan satu dua orang teman, agar menjadi bahan tertawaan dari yang lainnya. Ternyata kecenderungan untuk melakukan hal “usil” semacam itu sejak awal sudah diantisipasi oleh Rasulullah SAW, dengan peringatan dalam sabdanya : “Tidak boleh seorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik bercanda maupun serius.” (HR. Abu Daud). Dalam riwayat lain juga beliau memberikan peringatan yang senada : “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.”  (HR. Abu Daud)

Dalam Islam, kalaupun ada sedikit momen “kebolehan” dalam berbohong, hanya dibatasi pada tiga perkara yang disebutkan dalam hadits, namun dalam aplikasinya itupun harus benar-benar ketat dan tidak dimudah-mudahkan apalagi  untuk mendukung sesuatu kejahatan. Dari Asma’ binti Yazid dia berkata: Rosululloh SAW bersabda: “Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu) suami pada istrinya agar mendapat ridho istrinya, bohong dalam perang, dan bohong untuk mendamaikan diantara manusia” (HR Tirmidzi)

Akhirnya, kebohongan atas nama canda tawa, kapanpun itu adalah jauh dari nilai-nilai Islami. Kita perlu berhati-hati, menjaga diri kita dan generasi anak-anak kita dari setiap budaya yang tidak islami. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan. Wallahu a’lam bisshowab

*Artikel dimuat dalam Rubrik Tausiyah Suara Solo Suara Merdeka Jumat 1 April 2016