Pada Ramadhan yang lalu kita sering mendengar hadits yang memotivasi kita memberi makanan berbuka untuk orang lain. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi). Maka kemudian berlomba-lombalah kaum muslimin pada bulan Ramadhan untuk membagi takjil, baik di masjid, jalan ataupun di rumah.
Hadits di atas sejatinya berlaku juga pada puasa-puasa di luar Ramadhan. Bahkan mungkin lebih terasa “motivasinya” karena pada saat di luar Ramadhan banyak yang tidak berpuasa. Saat Ramadhan mungkin kita bisa berpikir, “ah saya sudah dapat pahala puasa diri sendiri kok”. Namun saat di luar ramadhan, ini adalah momentum terbaik untuk mendapatkan pahala puasa, tanpa”harus” menahan lapar dahaga seharian penuh.
Pada sisi yang lain, ukhuwah yang ideal adalah saat kita menginginkan yang terbaik pada diri sahabat kita, sebagaimana juga berlaku pada diri kita. Kita tentu mengingat dengan baik sabda Rasulullah SAW : “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)
Lalu apa hubungannya dengan hadits tentang memberi berbuka puasa pada orang lain ? Adalah Ibnu Rojab al Hanbali dalam kitab Jamiul Ulum wal Hikam memberikan contoh aplikasi yang menarik.
Beliau menyebutkan sosok Utbah Al-Ghulam, seorang ulama zahid yang hidup di abad ke 2 Hijriyah. Beliau seorang yang gemar beribadah, tapi beliau juga sangat mencintai sahabat-sahabatnya. Beliau tidak ingin mendapat pahala sendirian dalam ibadahnya, sementara teman-temannya tidak mendapatkan apa-apa. Termasuk dalam hal ini adalah saat beliau berpuasa sunnah.
Disebutkan dalam kitab tersebut bahwa Utbah al-Ghulaam, jika beliau akan berbuka puasa dan ada orang yang melihatnya, maka ia berkata : Berikan aku minum dan kurma milik kalian agar aku bisa berbuka dengannya, sehingga kalian bisa mendapatkan pahala (puasa) seperti aku .
Sungguh ini mungkin yang dinamakan relationship goal sejati, yaitu ukhuwah dalam konteks kesempatan mendapatkan pahala luar biasa. Simbiosis mutalisme kata anak IPA, seorang dapat hidangan buka bersama gratis, saudaranya mendapatkan pahala puasa tanpa berlapar-lapar seharian.
Nah, silahkan cari sahabat atau saudara Anda yang berpuasa hari ini, tawarkan untuk makan kulineran bersama saat berbuka nanti. Atau bagi Anda yang tengah berpuasa, jangan merasa puas dengan pahala yang dinikmati sendirian, berikan peluang pada sahabat Anda untuk memperoleh pahala yang sama. Kabarkan bahwa Anda siap menerima tawaran berbuka puasa bersama dari mereka ....
Semoga bermanfaat dan salam optimis
betul itu ustadz , kita harus saling berbagi trhadap sesama
BalasHapus