Bersepeda memang menjadi trend dimana-mana, di Indonesia
mungkin sebatas salah satu bentuk “life stye” berolahraga khususnya di akhir pekan.
Tapi tidak di beberapa negara maju termasuk Korea misalnya, bersepeda menjadi
salah satu alternatif transportasi yang praktis sehari-hari, terutama saat
jarak tidak menjadi persoalan, misal dari rumah ke sekolah, atau ke stasiun. Sepeda
yang digunakan pun tidak semuanya milik sendiri, sebagian adalah sewa.
Di Changwon yang termasuk salah satu kota besar di Propinsi
Gyeosangnam, ada layanan rental sepeda yang diberi nama Nubija. Awalnya ini
berasal dari bahasa Korea, ternyata adalah singkatan praktis dari Nearby
Useful Bike, Interesting Joyful Attraction. Tidak tanggung-tanggung jumlah
sepeda yang disediakan ada sekitar 3000 unit, yang tersebar di 240 terminal
sepeda di seluruh sudut kota. Keberadaan terminal ini satu sama lain mempunyai
fungsi yang sama, artinya kita bisa mengembalikan sepeda di semua terminal,
tidak mesti di terminal tempat kita mengambil sepeda tersebut. Ini tentu
menjadi hal yang sangat menguntungkan.
Karena menggunakan sistem sewa tentu berbiaya, tetapi sangat
murah apalagi jika kita memakai sistem keanggotaan tahunan. Atau bagi turis
yang hanya mampir sehari dua hari bisa menggunakan sewa harian. Murah juga
karena kita tidak perlu lagi memikirkan biaya servis, ban kempes apalagi tambal
sepeda. Untuk keanggotaan setahun
dipungut biaya 20.000 KRW atau setara Rp 200.000. Untuk keanggotaan setengah
tahun sebesar 18.000 KRW. Untuk penggunaan satu bulan membayar 4.000 KRW atau Rp
40.000, cukup murah bukan ?. Sementara
jika kita hanya ingin menggunakan satu pekan atau 7 hari cukup membayar 2.000
KRW, dan jika hanya satu hari 1.000 KRW atau Rp 10.000. Cocok sekali bagi turis
yang ingin putar-putar kota seharian.
Teknisnya jika menginginkan keanggotaan tahunan atau
setengah tahun kita mendaftar dulu di Kantor Nubija nya, untuk mendapatkan chip
atau kartu keanggotaanya. Sementara untuk sewa bulanan,pekanan atau harian
cukup bisa dilayani di terminal melalui mesin otomatisnya.
Semua kemudahan dalam layanan itu tentu saja di dukung dengan
jalur sepeda yang menghiasi jalanan kota Changwon. Sehingga bagi para pengguna
sepeda tak perlu takut berkompetisi dengan mobil, apalagi motor. Untuk motor,
jarang ditemui di kota ini kecuali sedikit dan itupun yang menggunakan
teman-teman BMI (Buruh Migran Indonesia) sebagai angkutan praktis dari tempat
kerja ke asrama.
Bagaimana dengan Indonesia ? Alhamdulillah, setidaknya
Bandung sepertinya akan segera menyusul. Walikota Ridwan Kamil mencanangkan
mulai 2016 ini Bandung menjadi kota wisata sepeda, yang salah satu programnya
tentu menghidupkan kembali layanan sewa sepeda yang dulu pernah ada. Pihak
Pemkot Bandung suda menyiapkan setidaknya 350 unit sepeda yang akan disebar di
30 titik penyewaan, dan 32 titik hotel berbintang. Semoga kota-kota lain yang
mempunyai jalanan yang “bicycle friendly” bisa segera menyusul, dan Surakarta
tentu bisa menjadi salah satunya.
Keterangan gambar :
atas : salah satu terminal penyewaan sepeda Nubija
bawah : contoh jalur khusus sepeda + penulis ngeksis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar