Salah satu hadits shahih "populer" yang sering kita dengar adalah tujuh golongan yang akan dilindungi Allah SWT pada hari kiamat nanti, dimana salah satunya adalah " Rojulun Qolbuhu Mu'allaqun bil Masajid", yaitu laki-laki yang hatinya tergantung/terpaut pada masjid.
Pada saat hari-hari ini, dimana kita diminta oleh ulama untuk tidak berkumpul di masjid dulu, baik sholat jumat, pengajian maupun sholat berjamaah, untuk menghindari mafsadat penyebaran virus corona, maka dengan kesedihan kita belum bisa meramaikan masjid, sesungguhnya kita masih bisa berikhtiyar mendapatkan keutamaan sebagai " laki-laki yang hatinya terpaut di masjid".
Betapa tidak, karena syarat utama disini adalah "hatinya" terpaut di masjid, meskipun dia tidak sedang berada di masjid. Bahkan dalam riwayat versi imam Malik ada redaksi tambahan : " idza khoroja minhu, hatta yauda ilaihi", ketika ia keluar dari masjid sampai ia kembali lagi ke masjid. Jadi, justru kerinduan kita akan masjid memang lebih diuji saat kita tidak sedang berada di masjid.
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menuliskan : artinya adalah kecintaan yang amat sangat terhadap masjid, dan komitmen berjamaah di dalamnya, tetapi tidak berarti maknanya adalah terus-terusan duduk berdiam di masjid. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyamakan laki-laki ini bagaikan lentera yang digantungkan di masjid, secara isyarat bermakna hatinya komitmen terus menerus di masjid, meskipun fisiknya ada di luar masjid.
Dengan segala keterbatasan kita hari ini, meski secara fisik kita berjauhan dengan masjid, semoga hati kita terus terpaut dengan masjid, terus memikirkan dan merindukan bagaimana kembali memakmurkan masjid saat kondisi kembali normal. Kerinduan yang tulus, semoga berbuah ijabah dari Allah SWT.
Wallahu a'lam bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar