Sejatinya, hal tersebut bisa sama-sama kita hindari. Jika kita semua mencoba meneladani Rasulullah SAW, betapa luwesnya beliau dalam bergaul dengan para sahabat, bahkan dalam aneka ragam obrolan dengan aneka tema tentunya. Hal ini nampaknya menjadi sesuatu yang sangat terkenang oleh sahabat, khususnya Zaid bin Tsabit.
Ketika diminta untuk bercerita tentang kondisi Rasulullah SAW, ia menjawab : “ Aku dulu adalah tetangga beliau. Ketika turun kepadanya wahyu, aku diminta untuk menuliskannya. Beliau itu, ketika kami (berbincang) menyebut soal keduniaan, beliau juga ikut bicara bersama kami. Ketika kami menyebut tentang akhirat, beliau juga ikut bicara tentang hal tersebut. Ketika kami menyebut soal makanan, beliau juga bicara tentang hal tersebut bersama kami. Ini semua Aku ceritakan kepada kalian tentang (profil) Rasulullah SAW.” ( HR At Thobrony dengan isnad Hasan sebagaimana disebutkan Imam Haitsami dlm Majma Zawaid)
Bahkan dalam beberapa kesempatan bersama para sahabat pagi hari di masjid, saat para sahabat berbincang tentang aneka hal kisah-kisah lucu zaman jahiliyah dan mereka tertawa, Rasulullah SAW ikut bergabung dan menanggapi dengan senyum beliau yang khas.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Simak bin Harb, aku bertanya kepada Jabin bin Samuroh : Apakah Engkau dulu sering duduk bersama Rasulullah SAW ?. IA menjawab : “ Ya, sering sekali beliau tidak beranjak dari tempat sholatnya saat Shubuh, sampai terbitnya matahari. Ketika mentari telah terbit, beliau beranjak (bergabung dengan para sahabat) dimana mereka tengah berbincang mengingat cerita-cerita zaman jahiliyah lalu mereka tertawa, dan beliau pun (menanggapi dengan) tersenyum”
Jadi, ngobrol apa kita besok pagi sambil ngopi, kawan ?
#RabiulAwal1422H
#MaulidNabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar