PERTAMA: Mayyit mengetahui keluarga yang datang
berziaroh ke kuburnya, membalas salam, dan mendengar kabar yg disampaikan. Dan
semua itu atas ijin Allah. Ibnu Taimiyah dalam Fatwa Kubronya menyitir hadits
ibnu Abbas dalam masalah ini, Rasulullah SAW bersabda :
ما من أحد يمر بقبر أخيه المؤمن كان يعرفه في
الدنيا فيسلم عليه، إلا عرفه، ورد عليه السلام
Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya
mukmin yang dulu dikenalnya di dunia, lalu ia memberi salam kepadanya, maka ia
(mayyit) mengetahuinya dan membalas salamnya.
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda : "Tidak
ada seorangpun yang berziarah mengunjungi kuburan saudaranya, lalu dia duduk di
sampingnya, kecuali saudaranya akan merasa bahagia/nyaman dan akan menjawab
(salamnya) hingga dia berdiri (untuk pulang).. (HR.Ibnu Abdil Barr dan Ibnu
Abid Dunyya)
Dalil ini juga dikuatkan dengan dalil-dalil
lain, khususnya hadits-hadits tentang doa kepada ahlul Qubur, begitu pula
perkataan Rasulullah SAW kepada pasukan kafir Qurays yang tewas di perang Badar,
yang ketika Umar bin Khattab meragukannya, maka beliau bersabda : "Demi
Tuhan yg telah mengutusku dengan kebenaran, kalian tidak lebih peka dalam
mendengar ucapanku ini daripada mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawab
(apa yg kukatakan).." (HR.Bukhari dan Muslim)
KEDUA : Ada
yang mengatakan mayyit tidak bisa mengetahui mendengarkan saat ada yg ziaroh mengunjungi kuburnya. Ini yang diisyaratkan dalam
dua ayat Al-Quran yaitu :
اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا
تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ
Sungguh, engkau tidak dapat menjadikan
orang yang mati dapat mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang yang tuli
dapat mendengar seruan, apabila mereka telah berpaling ke belakang. (QS AN Naml
80)
وَمَا يَسْتَوِى الْاَحْيَاۤءُ وَلَا
الْاَمْوَاتُۗ اِنَّ اللّٰهَ يُسْمِعُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَمَآ اَنْتَ بِمُسْمِعٍ
مَّنْ فِى الْقُبُوْرِ
dan tidak (pula) sama orang yang hi-dup
dengan orang yang mati. Sungguh, Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang
Dia kehendaki dan engkau (Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang di
dalam kubur dapat mendengar.(Fatir 22)
Tapi meskipun demikan, ada juga yang
menggabungkan dengan dalil-dalil sebelumnya, dengan mengatakan : kadang mayyit bisa
mengetahui dan kadang tidak bisa, tentu semua atas ijin Allah. Sebagaimana
manusia di dunia kalau di datangi tamu, kadang bisa menyambut kadang sakit atau
sedang sibuk dengan sesuatu.
KETIGA : Mayyit
bisa tahu mendengar kabar keluarganya, khususnya ketika diberitahui oleh
keluarganya yg baru meninggal. Ketika ada keluarga yg meninggal, mereka
menyambut & berkumpul lalu bertanya-tanya tentang kabar2 keluarga nya. Hal
ini termasuk nikmat ahli kubur yg shalih karena mengetahui kabar keluarganya di
dunia. Adapun mayyit yg suul khotimah tidak bisa berkumpul dan bertemu dg keluarga2
nya yg sholih di alam barzah.
Dalam Kitab Ahwalul Qubur, Dari Ubaid bin
Umair Rahimahullah menyebutkan :
أهل القبور يتوكفون الأخبار فإذا أتاهم الميت
قالوا ما فعل فلان فيقول صالح ما فعل فلان فيقول ألم يأتكم أو ما قدم عليكم
فيقولون إنا لله وإنا إليه راجعون سلك به غير سبيلنا.
Penghuni kubur itu saling berikan berita,
jika datang kepada mereka mayit, mereka bertanya: "Bagaimana kabar si
Fulan?" Beliau jawab: "Dia sholeh (baik kondisinya)." Kemudian apa yang dilakukan Fulan? Dia jawab:
"Bukankah seharusnya di sudah mendatangi kalian?". Lalu mereka
menjawab: "Innalilahi wa innaa ilaihi raaji'un, dia telah menempuh jalan
yang bukan jalan kami” . (NB : Tidak bertemu, kemungkinan karena tidak dalam
kondisi husnul khotimah)
Hal semacam ini juga disebutkan Ibnu
Taimiyah dalam Fatawa Kubronya, ungkapan Abdullah bin Mubarok yang menyebutkan
kondisi mayyit yang diberikan rahmah Allah SWT, maka akan disambut
saudara-saudaranya, dengan menanyakan : Apa yang dilakukan fulan, apa yang
dilakukan fulanah ? apakah sudah menikah ?...
KEEMPAT :
Mayyit mengetahui juga siapa-siapa yang mendoakannya, karena sampai doa
tersebut kepada mayyit dan ia mendapatkan manfaat dari doa tersebut.
Rasulullah SAW bersabda:
إن الله عز وجل ليرفع الدرجة للعبد الصالح في
الجنة، فيقول: يا رب، أنى لي هذا؟ فيقول: باستغفار ولدك لك.
“Sesungguhnya Allah -Ta’ala- benar-benar
akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Lalu dia berkata:
‘Wahai Rabb-ku, dari mana aku mendapatkan hal ini? Allah menjawab: ‘Dengan
sebab istighfar anakmu untukmu’. ”(HR Ahmad)
KELIMA : Mayyit bisa mengetahui keadaan keluarganya di dunia, khususnya terkait amal sholeh mereka, hanya ketika memang diberikan kesempatan untuk itu. Tapi tidak diberikan kemampuan untuk mengetahui kondisi keluarganya setiap saat.
Diriwayatkan
secara Marfu’ oleh Anas bin Malik :
إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من
الأموات، فإن كان خيراً استبشروا به، وإن كان غير ذلك قالوا: اللهم لا تمتهم حتى
تهديهم كما هديتنا.
Sesungguhnya amal-amal kalian diperlihatkan
kepada kerabat dan keluargamu yang sudah meninggal, kalau amalnya baik maka
mereka bergembira karenanya, kalau amalnya tidak demikian, maka mereka mengatakan
: Ya Allah, jangan matikan mereka sebelum engkau berikan petunjuk kepada
mereka, sebagaimana telah engkau berikan kepada kami (HR.Ahmad)
Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar