Jumat, 28 Oktober 2022
“Inspirasi
Sumpah Pemuda di Zaman Now”
Ustd. Hatta
Syamsuddin, Lc., M.H.I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُ
سِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اللهم صل وسلم
على هذا النبي الكريم وعلى آله وأصحابه أجمعين.
أمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: ( يَاأَيُّهَا
اَّلذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ)
Maasyirol muslimin rahimakumullah, jamaah sidang Jumat yang
berbahagia
Puji syukur kita panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, atas limpahan
karunia-Nya dimudahkan langkah kita hadir siang ini di masjid yang penuh
keberkahan ini, insya Allah bukan semata untuk menjalankan dan menggugurkan
kewajiban sholat Jumat berjamaah, tetapi lebih dari itu adalah menegakkan syiar
agama Allah di muka bumi ini. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat al
Hajj ayat 32 :
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى
ٱلْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan
syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS Al Haj 32). karena sesungguhnya hari Jumat, ibadah sholat Jumat, adalah syiar
dimana ketika kita menyambutnya dg bahagia, memuliakannya, adalah pertanda
adanya ketakwaan di hati kita.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang kita harapakan syafaatnya di hari kiamat nanti, dan juga
kepada para keluarga, sahabat, dan seluruh pengikut risalahnya yang istiqomah,
dan semoga kita termasuk di dalamnya. .
Selanjutnya, tidak lupa pada kesempatan khutbah jumat ini, uushikum
waiyya bi taqawallah kami mengajak pada jamaah sekalian dan tentu bagi
diri kami pribadi, untuk sama-sama meningkatkan taqwa kepada Allah agar
benar-benar menjadi ketakwaan yang haqqo tuqotih yaitu sebenar-benar
taqwa, dan juga ketaqwaan sebagaimana diperintahkan Allah SWT fattaqullah
mas’stathotum dengan segenap daya upaya kita untuk menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-larangan darinya.
Maasyirol muslimin rahimakumullah, jamaah sidang Jumat yang
berbahagia
Hari-hari ini adalah momentum yang tepat untuk merenung dan
mengkaji kembali tentang peran pemuda bagi masyarakatnya. Betapa tidak, sepekan
yang lalu tanggal 22 Oktober kita peringati sebagai hari Santri, dan hari ini
28 Oktober kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda. Hari Santri mengingatkan
kita agak jejak perjuangan para santri & kyai dalam mengusir penjajah
Belanda, yang hendak merongrong kembali kemerdekaan negeri kita di tahun 45.
Sementara Hari Sumpah Pemuda, mengingatkan kita pada konggres Pemuda tahun 1928
yang diinisasi oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia yang kemudan
menghasilkan tekad pemuda Indonesia untuk bersatu, berjuang, menggaungkan cinta
tanah air dan bangsa.
Kedua peristiwa tersebut, baik hari santri maupun sumpah
pemuda,sama-sama menegaskan pentingnya peranan pemuda dalam setiap zaman. Dan
hari ini pun tantangan itu selalu ada untuk para pemuda, bagaimana agar bisa
berperan memperbaiki diri sekaligus masyarakatnya.
Maasyirol muslimin rahimakumullah, jamaah sidang Jumat yang
berbahagia
Kelebihan potensi para pemuda, sangat diakui dalam ajaran agama
kita yang mulia, fase pemuda diidentikan dengan kelebihan dari sisi kekuatan,
Allah SWT berfirman :
۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ
خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ
مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً.
Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. (QS Ar Rum54)
Karena kelebihan kekuatan inilah, maka pemuda diberikan amanah
untuk berbuat lebih banyak, dan akan diperhitungkan jika ia menggunakan
kekuatan tersebut dengan salah dan tidak tepat. Rasulullah SAW bersabda :
لَا تَزُولُ
قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ :
وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ،
Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada Hari Kiamat sampai dia
ditanyai tentang empat perkara: tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa saja (HR. Thobroni)
Jika kita lihat betapa mulia dan berharganya masa muda dalam Islam,
sekaligus jika dibandingkan dengan kenyataan hari ini sesuai data sensus BPS
tahun 2020, jumlah generasi millennial dan generasi Z sangat mendominasi,
sehingga sering disebut sebagai bonus demografi, maka sungguh peran pemuda
ditunggu2 selalu dalam mewarnai negeri ini untuk menjadi lebih baik lagi.
Maasyirol muslimin rahimakumullah, jamaah sidang Jumat yang
berbahagia
Ada dua hal yang layak direnungkan sekaligus diwujudkan oleh para
pemuda dalam memaknai hari sumpah pemuda, diantaranya :
PERTAMA : BERUPAYA MENJADI PEMUDA DENGAN SEMANGAT & DAN
CITA-CITA TINGGI
Para pemuda kita dahulu tahun 1928 tentu berkumpul dengan penuh
semangat dan cita-cita tinggi, yaitu memulai perjuangan mewujudkan kemerdekaan
Indonesia, setelah puluhan bahkan ratusan tahun dalam cengkraman penjajah. Maka
hari ini, harus dibuktikan bahwa adalah salah jika pemuda diidentikkan dengan
kaum rebahan sebagai symbol kemalasan, yang sehari-hari hanya bermain game atau
hape semata, adalah salah juga ketika pemuda dianggap generasi yang rapuh dan
tidak tangguh. Karena sesungguhnya Rasulullah SAW pernah memotivasi kita dengan jelas :
احْرِصْ عَلَى
مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu,
mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah." (HR Ahmad)
Perbedaan mendasar orang tua dan pemuda
adalah dalam cita-cita, pemuda harus senantiasa masih memiliki cita-cita yang
menjulang tinggi, sebagaimana bung Karno juga pernah berpesan : “Gantungkan
cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang” , Kita tahu Bung Karno juga
yang mengatakan : Beri aku sepuluh pemuda, yang dengannya aku akan goncangkan
dunia”
Dalam Islam, tidak ada cita-cita yang
terlampau tinggi, selama kita minta kepada Allah yang Maha Kuasa , sebagaimana
doa kita : waj’alna lil muttaqinaa imaamaa, dan sebagaimana doa
Nabi Sulaiman :
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ
بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku
dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Sad 35) .
Maasyirol muslimin rahimakumullah, jamaah sidang Jumat yang
berbahagia
Pelajaran berikutnya dalam memaknai Sumpah Pemuda adalah bagaimana
menjadikan para pemuda sebagai pelopor persatuan umat dan bangsa. Kita tahu
bahwa tahun 1928 para pemuda berkumpul dengan banyak latar belakang
perkumpulan, diantaranya : Jong Java, Jong Soematera (Poemoeda Soematera), Poemuda Indonesia,
Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Batakbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem
Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia. Namun kemudian mereka bertekad
untuk bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Maka hari ini adalah salah jika para pemuda justru kembali berpecah
hanya karena perbedaan dalam pilihan-pilihan kehidupan, ada yang berbeda klub
sepakbola memicu bentrok antar supporter, beda dalam sekolahan memicu tawuran
antar sekolah. Ini hal yang sangat memprihatinkan, para pemuda harus mengingat
betapa Islam telah mengajarkan untuk saling memahami perbedaan latar belakang,
sebagaimana firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. )ِ Al Hujurot 13)
Maasyirol muslimin rahimakumullah, jamaah sidang Jumat yang
berbahagia
Akhirnya selain kita ingin para pemuda kita bersemangat dan
bercita-cita tinggi, menjadi pelopor persatuan negri, tentu tidak lupa kita
ingin para pemuda kita berupaya mengikut jejak para santri, menjadi pemuda yang
berilmu dan rajin beramal sholih, yang insya Allah akan mendapatkan kebaikan
akhirat, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :
سبعةٌ يُظِلُّهم اللهُ في ظلِّه يومَ لا ظلَّ إلَّا ظلُّه: إمامٌ عادلٌ
وشابٌّ نشَأ في عبادةِ اللهِ تعالى
Ada tujuh golongan yang akan Allah lindungi pada hari kiamat, di hari
yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya. Imam yang adil, seorang
pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah 'azza wajalla (HR
An Nasai).
Dan juga
pemuda hari ini harus berupaya memiliki sifat-sifat, sebagaimana Allah SWT
memuji pemuda ashabul Kahfi :
إِنَّهُمْ
فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah
pula untuk mereka petunjuk. (Al Kahfi 13)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA & DOA
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ
وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ
عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ ….
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا
وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar